Penyesalan Sering Datang Terlambat
"Waktu". Begitu ringan kata itu diucapkan. Tapi begitu berat timbangannya di sisi Tuhan. Sehingga Tuhan pun bersumpah dengan kata itu. Para ulama menyebutkan bila Tuhan sudah bersumpah dengan sesuatu, maka sesuatu itu harus diperhatikan dengan seksama. Karena apa? Karena kebanyakan manusia tidak menggunakan waktunya untuk kebaikan. Akibatnya mereka merugi di dunia dan di akhirat.
Waktu adalah detik-detik kehidupan kita. Nafas dan kedipan mata kita. Waktu adalah di saat kita berada di dalamnya, hidup bersamanya baik ketika sedang beramal saleh maupun ketika berbuat maksiat. Waktu selalu berjalan ke depan dan tak mungkin mundur ke belakang barang sedetik pun. Orang yang menyesali kehidupannya saat ini sering sekali berkata, "Seandainya waktu dapat mundur ke belakang, aku pasti akan berbuat begitu dan begini." Sambil sesekali orang itu bersedih dan menangisi masanya yang ada padanya sekarang.
Baguslah kita menyesali bila ada kekurangan di masa kini. Tapi janganlah sampai kita memfokuskan diri pada penyesalan itu tanpa mau bergerak untuk mewujudkan apa yang kita impikan. Karena apa yang kita perbuat detik ini, menit ini, jam ini, hari ini, akan menentukan seperti apa diri kita nanti. Kebaikan yang kita lakukan pada detik ini tidak akan sia-sia di masa yang akan datang, sebagaimana halnya juga keburukan yang kita lakukan akan menuai hasilnya di masa depan.
Seburuk-buruknya penyesalan adalah saat nyawa sudah berpisah dari raga dan kita berada di alam barzah atau alam akhirat. Maka tak ada kesempatan lagi bagi kita untuk beramal. Yang sering tinggal adalah tangisan penyesalan. Tangisan berkepanjangan. Tangisan bagi semua insan tak terkecuali orang yang beriman. Yang sering tinggal adalah perkataan belaka seperti, "Kalau tahu neraka itu pedih dan kalau tahu ternyata surga itu begitu indah dan mempesona, pasti aku akan menjauhi maksiat, rajin beribadah, dan dekat dengan Tuhan."
Imam Ibnu al-Mubarak rahimahullah pernah mengatakan, “Diceritakan kepada saya bahwa kebanyakan kata-kata yang diucapkan oleh penduduk neraka adalah perkataan, ‘Ya uffin li taswif’ (Ah sial. Mengapa dahulu menunda-nunda).”
“Kalau sekiranya aku dapat kembali (ke dunia), niscaya aku akan termasuk orang-orang berbuat baik." (QS. Az-Zumar: 58)
Astaghfirullahal adzim. Semoga kita tidak menjadi hamba-Nya yang merugi di dunia dan di akhirat kelak.
gunakanlah waktumu sebaik mungkin untk beribadah n beramal sholeh, hindari maksiat, mohon ampun kepada ALLAH n hiasi diri anda dengan zikir n bacaan al-qur"an
BalasHapus