Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2017

Kebangkitan Islam VS Sekulerisme

Gambar
Orang-orang sekuler atau mereka yang ingin meraih kemajuan bangsa dengan tanpa Islam harus mempelajari Muqaddimah karya Ibnu Khaldun. Ini bukan karena beliau orang Arab dan ulama. Mari kita kesampingkan dulu kepakarannya di bidang agama. Sesuatu yang paling dibenci kaum sekuler. Tapi mari kita pandang dirinya sebagai ilmuwan yang keilmuannya diakui dunia dari zamannya hingga kini. Salah seorang ahli sejarah terkemuka, Arnold Toynbee, mengatakan, "Kitab Muqaddimah-nya tentang filsafat sejarah tanpa ragu lagi merupakan pencapaian yang luar biasa, yang pernah diciptakan oleh akal manusia di sepanjang waktu dan tempat." Berkat buku itu, Arnold Toynbee terbimbing dalam menulis buku besarnya, A Study History yang terdiri dari 12 jilid. Dia menulis tentang kisah berdirinya 22 peradaban dalam sejarah manusia. Menurutnya, suatu peradaban akan berdiri dan maju dengan merespon tantangan tertentu baik berupa tantangan yang bersifat materi maupun sosial. Sebuah perad

Menambah Semangat Membaca Al Quran dengan Bacaan yang Merdu

Gambar
Saya senang dengan suara merdu para qari. Rasa-rasanya jadi ingin terus mendengarkannya. Qori yang saya sukai diantaranya: Omar Hisham Al Arabi, Salman Al Utaybi, Misyhari Rasyid Al Afasy, Abdurrahman As Sudais, dan Su'ud Asy Syuraim. Saya teringat kisah Imam Syafi'i yang sedang membaca Al Quran. Tiba-tiba banyak orang berdatangan dan mendengarnya tanpa sepengetahuan beliau. Banyak diantara mereka menangis. Imam Syafi'i memang dikenal memiliki suara yang merdu ketika membaca Al Quran.  Saya bayangkan jika saya membacanya dengan cara yang sama sepertinya akan lebih menyenangkan. Akan lebih meresap ke dalam hati. Oleh karenanya saya rajin menyimak tilawah qori-qori ternama yang mempunyai keindahan suara. Bukan untuk saya tiru suaranya. Tapi yang lebih saya ambil dari mereka adalah semangat mereka dalam memperbagus bacaan Al Quran. Sehingga ketika saya berhadapan dengan Al Quran pun dapat membacanya sebaik-baiknya. Ketika saya membacanya dengan taj

Kemerdekaan Hakiki

Gambar
Melihat bangsa-bangsa besar dari zaman dulu hingga kini adalah berdiri diatas pendirian kemerdekaan. Bukan sebatas merdeka dari satu pihak sementara dipihak lain tidak merdeka. Seperti halnya lepas dari mulut harimau, masuk ke mulut buaya. Bukan itu. Kemerdekaan artinya jati dirinya sebagai hamba Allah yang berhak menentukan kemana dirinya melangkah berdasarkan undang-undang Allah. “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan), “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu.” (QS. An-Nahl ayat 36) Mustafa Kemal menghapus kekhalifahan Utsmani. Dia berpandangan bahwa yang menyebabkan segala kemerosotan di Turki adalah kekhalifahan tersebut. Dia ingin merdeka dari kebodohan tersebut tapi kemudian dia meninggalkan jatidiri bangsanya yang Islam. Kemudian terperangkap dan terbelenggu lagi pada sosok lain yang jauh lebih buruk dari pembelenggu sebelumnya, yaitu dunia Barat. Dengan mengatakan bahwa agama tidak ada tempat di dalam sosi

Perlukah Menulis Tulisan dengan Tema yang Sama?

Gambar
Banyak sekali buku dengan tema sama yang ditulis para ulama dulu. Tidak terhitung jumlahnya. Kalau bagi kacamata awam, buat apa menulis buku dengan tema yang sama. Toh sudah ada buku sejenisnya. Lebih baik kita menulis tema yang lain saja.  Ada benarnya juga menulis tema lain. Tapi apa yang ingin ditulis? Bukan suatu yang mudah untuk menulis sesuatu yang baru. Mungkin saja kita menganggap itu tulisan baru padahal sudah pernah ditulis sebelumnya. Karena ketidaktahuan kita saja kita mengatakannya seperti itu. Novel misalnya, di zaman dulu pun sudah pernah digarap ulama islam. Misalnya Hay bin Yaghzan karya Ibnu Thufail, guru Imam Ibnu Rusyd penulis kitab Bidayatul Mujtahid . Novel filosofis yang konon kemudian difilmkan oleh Tom Hanks lewat judul Cast Away . Novel yang bercerita tentang pencarian spiritual yang mendalam. Bandingkan dengan novel-novel filosofis saat ini sangat banyak jumlahnya. Sepertinya bukan "apa" tapi "bagaimana". Esensin

Adab Kepada Dua Ulama yang Berbeda Pendapat

Gambar
Akhlak seorang muslim kepada saudaranya adalah cerminan hatinya yang bersih. Maka melahirkan kasih sayang yang sangat indah diantara keduanya. Asyiddau alal kuffar dan Ruhama bainahum adalah dua karakteristik yang dimiliki umat Nabi Muhammad Saw.  Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah adalah seorang mujtahid di madzhab Hanbali. Meski banyak perbedaan pandangan, Ibnu Taimiyyah tetap menghormati ulama madzhab lain. Pada suatu saat, ‘Alauddin Al Baji (724 H), salah satu ulama madzhab As Syafi’i, mutakallim dari kalangan Asy`ari, yang mempunyai majelis perdebatan bertemu dengan Ibnu Taimiyah. Al Baji berkata kepada Ibnu Taimiyah: ”Bicaralah, kita membahas permasalahan denganmu.” Akan tetapi Ibnu Taimiyah menjawab,”Orang sepertiku tidak akan berbicara di hadapan Anda, tugasku adalah mengambil faidah dari anda.” ( Tabaqat As Syafi’iyah Al Kubra , 10/341) Syaikh Syamsuddin Ad Diruthi adalah ulama besar, seorang faqih Mesir bermadzhab Asy Syafi’i, pensyarah kitab Al Min

Berdakwah kok Pensiun?

Gambar
Salah satu penulis yang saya kagumi adalah Syaikh Yusuf Al Qaradhawi. Tulisannya mencakup beragam tema mulai dari fikih, hadits, tasawuf, sastra hingga sosial politik ekonomi Islam. Jumlahnya ratusan judul. Dan yang paling anyar kabarnya kitab Fikih Jihad yang tebalnya mencapai 1300 halaman. Kitab ini ditulis pada saat beliau berusia 85 tahun. Sungguh luar biasa jika dilihat dari kemampuan beliau menulis sebanyak itu di usia yang sudah sangat sepuh. Ya, saya mengagumi produkt ivitas beliau dalam menulis. Sampai usia sepuh pun beliau masih produktif menulis.  Saya melihat banyak penulis yang dulunya aktif menulis dimana tulisannya tersebar kemana-mana namun kini tidak terdengar lagi kabarnya. Ada yang bilang si Fulan itu sudah pensiun dari menulis. Lha, dakwah kok pensiun? Jika menulis adalah bagian dari dakwah yakni dakwah bil qalam maka ia tak ada istilah pensiun. Kita harus memahami bahwa menulis yang dimaksud bukan mengeluarkan energi kita dari kerja menuli

Kemana Larinya Uang Jamaah First Travel?

Gambar
Sedih juga mendengar cerita orang-orang yang gagal umroh first travel. Jumlahnya mencapai 35.000 jamaah. Total kerugian mencapai 500 milyar. Kok tega banget ya first travel berbuat seperti itu. Menghalangi orang beribadah saja dosa besar, apalagi penipuan. Beberapa kali nonton berita wawancara dgn polisi sepertinya mengarah ke penipuan. Wallahu a'lam. Sudah sejak dua tahun lalu first travel bermasalah. Tapi paket promo tetap mereka jual. Jadi ada 3 paket umroh: promo, regule r, dan VIP. Promo merugi. Katanya uang keuntungan reguler dan VIP untuk yg promo. Jadi semacam di subsidi. Tp anehnya 35 ribu jamaah promo gagal berangkat. Jadi harus diusut uangnya lari kemana, diinvestasikan lagi dan merugi atau gimana. First travel wajib mengembalikan uang jamaah. Kasihan jamaah yang sudah menunggu terlalu lama. Polisi harus mengusut tuntas aset pemiliknya. Jangan mengandalkan rekening yang ada yang hanya berisi uang recehan. Jangan sungkan-sungkan dimiskinkan. Kon

Ulama dan Kejayaan Umat

Gambar
Sepengetahuan saya yang fakir ini. Para pemimpin Islam yang berjiwa pejuang, mereka sangat dekat dengan para ulama. Sultan Nuruddin Zanki yang disebut Ibnu al Atsir, seorang sejarawan Muslim penulis kitab Al-Kamil fi-l-Tarikh , menganggapnya sebagai pemimpin Muslim yang paling adil selepas Umar bin Abdul Aziz. Dikenal karena kesalehannya. Dia sangat memperhatikan keadaan ulama di zamannya. Sehingga yang kekurangan akan tercukupi kebutuhannya. Menurut Ibnu al-Asakir, majelis-majelis ilmu yang dihadiri oleh Nuruddin bersama para ulama sangat berbobot dan berkharisma. Saat mereka duduk untuk membahas ilmu, keadaannya begitu khusyu’, “… seakan di atas kepala kami ada burung-burung berterbangan disebabkan kewibawaannya,” terang Ibnu al-Asakir. Maka begitu pula para ulama menyintai, menghormati, dan mendukung perjuangan yang dilakukannya. Sultan Shalahuddin Al Ayyubi pun demikian. Sebagai penerus Zanki, beliau sangat memperhatikan apa yang telah dilakukan oleh pendahuluny

Dimana Letak Keindahan Islam?

Gambar
Ketika saya membaca ayat-ayat Al Qur'an, hadits-hadits Nabi dan kisah-kisah Salafus saleh, saya dapati kenyataan yang luarbiasa. Bagaimana para sahabat dan salafus saleh mengamalkan Al Quran dan As Sunnah. Ada seorang sahabat Nabi yang mempelajari sepuluh ayat kemudian mengamalkannya. Dan seterusnya sampai semuanya dapat dipelajari dan diamalkan. Itulah umat terbaik yang pernah ada di dunia. Yaitu karena kemampuan mereka dalam mengamalkan Al Quran dan As Sunnah. Semuanya itu terlihat sangat ideal dimata saya.  Keindahan islam itu tampak ketika kaum muslimin mengamalkan ajaran-ajarannya. Kita tidak akan merasakan nikmatnya ghadul Bashar sampai kita benar-benar menundukkan pandangan dari yang diharamkan. Kita tidak akan merasakan nikmatnya berzikir sebelum kita banyak berzikir. Kita tidak akan merasakan nikmatnya shalat sebelum kita dapat shalat dengan khusyu. Dan seterusnya. Begitulah nikmatnya amal adalah hasil dari ilmu dan amal. Syaikh Abdurrozaq Al Badr be

Motivasi Agar Tidak Cepat Bosan

Gambar
Imam Ja'far bin Muhammad bin Ali bin Husain bin Ali bin Abi Thalib rahimahullah pernah berkata, "Janganlah mudah cepat bosan. Karena jika kamu cepat bosan, kamu tidak akan sabar menegakkan kebenaran." Nasehat itu saya ingat hingga kini. Kadang, memang, penyakit cepat bosan itu saya rasakan. Yaitu saat saya merasa pekerjaan saya itu tidak membuahkan hasil. Atau ditengah jalan ada pekerjaan yang lebih menarik. Atau merasa waktu pengerjaannya yang memakan waktu lama.  Saya perna h bertanya kepada seorang ustadz yang hafidz Qur'an, Ustadz berapa lama menghafal Al Qur'an? Jawab sang ustadz, 3 tahun. Mungkin kita berpikir, lama sekali! Tapi percayalah tiga tahun itu waktu yang singkat. Tidak terasa sudah belasan tahun kejadian itu, apakah kamu sudah hafal Al Qur'an? Tiga tahun kamu anggap lama, padahal lebih lama belasan tahun dan kamu tidak juga hafal Al Qur'an! Jika kita mudah cepat bosan artinya tidak dapat meraih cita-cita yang kit

Agar Setiap Waktu Tetap Bermanfaat

Gambar
Saya kadang berpikir tentang waktu yang Allah berikan kepada manusia. Setiap manusia diberi waktu yang sama 24 jam dalam sehari. Namun kenapa hasilnya berbeda? Ada yang sehari-hari hanya disibukkan dengan berbagai permainan dunia. Mencari nafkah, tidur, nonton tv, bermalas-malasan. Begitu seterusnya setiap hari. Sedangkan waktu baginya untuk merenung, beribadah sunah, menambah ilmu pengetahuan, dan menebar manfaat bagi umat hampir tidak ada.  Kalau dipikir-pikir tentang waktu yang tersisa, sesibuk apapun kita, tetap masih bisa memberi manfaat baik bagi diri maupun bagi umat. Saya ingat salah seorang guru tahfidz saya bercerita bagaimana dia menghafal Al Qur'an. Saat mengantar anaknya ke sekolah yang jaraknya 30 menit perjalanan motor, bibirnya komat kamit murojaah.  Saya ingat seorang ulama mengajarkan anaknya untuk senantiasa berzikir. Suatu ketika saat sedang berjalan berdua, ulama tersebut berkata kepada anaknya, Ayo kita berzikir dari tempat ini me

Membangkitkan Semangat Hidup dengan Lailahaillallah

Gambar
Syaikh Abdus Somad Al Palimbani, ulama tasawuf dan pejuang asal Palembang, sebelum pergi berjihad melawan penjajah menyuruh murid-muridnya memperbanyak membaca kalimat Lailahaillallah .  Kalimat Lailahaillallah adalah kalimat agung yang membangkitkan semangat juang. Kelebihannya dibanding kalimat zikir yang lain karena keutamaannya dalam memperbaharui iman, sebagaimana disebutkan hadits Nabi Saw. “Perbaharuilah iman kalian.” Para sahabat bertanya, “Bagaimana cara memperbaharui iman kami, ya Rasulullah?” Rasulullah Saw. bersabda, “Perbanyaklah ucapan La ilahaillallah .” (HR. Bukhari) Syaikh Zakariyya al-Kandhalawi dalam kitabnya – Fadhail Amal – mengatakan, “Karena kalimat thayyibah merupakan sumber agama dan pokok keimanan. Semakin banyak menyebut kalimat ini, maka akan semakin kuat dan lebih kukuh lagi atas keimanan itu. Ada tidaknya keimanan seseorang tergantung kepada kalimat ini, bahkan wujud dunia ini pun tergantung pada wujud kalimat ini.” Lailahaillall

Dahsyatnya Menulis Para Ulama

Gambar
Dalam membuat tulisan, saya lebih senang menulis apa adanya atau minimal mengomentari tulisan orang karena bagi saya hal itu bisa menunjukkan kita memahami apa yang kita tulis. Daripada sekedar copy paste apalagi mencontek tulisan orang dan menganggap tulisan itu milik kita sendiri.  Syaikh Muhammad Al Ghazali rahimahullah saat berkunjung ke rumah gurunya, yakni Syaikh Hasan Al Banna rahimahullah, membaca-baca buku yang ada di perpustakaan milik gurunya tersebut. Di dapati ri buan buku tersebut telah dikomentari oleh sang guru dibagian pinggir-pinggir halaman. Tidak heran, Syaikh Hasan Al Banna adalah ulama yang berwawasan luas dan berpikir mendalam. Mengambil warisan umat dimasa lalu dan kebaikan-kebaikan zamannya untuk kejayaan umat dimasa kini dan akan datang. Menulis dan mengomentari adalah salah satu kebiasaan para ulama dari zaman dulu sampai sekarang. Tidak hanya menulis, kepiawaian mereka dalam mengomentari sebuah buku menunjukkan kedalaman ilmu mer