Kemerdekaan Hakiki

Melihat bangsa-bangsa besar dari zaman dulu hingga kini adalah berdiri diatas pendirian kemerdekaan. Bukan sebatas merdeka dari satu pihak sementara dipihak lain tidak merdeka. Seperti halnya lepas dari mulut harimau, masuk ke mulut buaya. Bukan itu. Kemerdekaan artinya jati dirinya sebagai hamba Allah yang berhak menentukan kemana dirinya melangkah berdasarkan undang-undang Allah. “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan), “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu.” (QS. An-Nahl ayat 36)

Mustafa Kemal menghapus kekhalifahan Utsmani. Dia berpandangan bahwa yang menyebabkan segala kemerosotan di Turki adalah kekhalifahan tersebut. Dia ingin merdeka dari kebodohan tersebut tapi kemudian dia meninggalkan jatidiri bangsanya yang Islam. Kemudian terperangkap dan terbelenggu lagi pada sosok lain yang jauh lebih buruk dari pembelenggu sebelumnya, yaitu dunia Barat. Dengan mengatakan bahwa agama tidak ada tempat di dalam sosial-politik-ekonomi-budaya bangsa. Agama benar-benar dia campakkan untuk mendorong kemajuan. Tapi apa yang dia dapatkan dari kebijakannya tersebut? Apa yang dia dapatkan dari melegalkan miras, menutup banyak masjid dan sekolah agama, melarang jilbab, dan melarang simbol-simbol keagamaan lainnya? Nyatanya negaranya tidak mendapatkan apa-apa dari usahanya tersebut. Awalnya nikmat kesudahannya mendapat laknat. Awalnya menyenangkan, kesudahannya kesengsaraan. Disangka memperbaiki padahal merusak.

Ia tidak melihat bangsa-bangsa besar tumbuh dan termotivasi dari sejarahnya. Bagaimana kekhalifahan Utsmani membangun peradaban hingga 7 abad lebih lamanya. Sebuah peradaban yang besar dengan berbagai atribut yang megah di dalamnya. Dengan berbagai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kekuatan militernya, sehingga menjadi negara adidaya saat itu yang menguasai sepertiga dunia. Melihat keburukan Utsmani terutama di akhir-akhir masanya berkuasa seolah melihat ujung kuku dari keseluruhan tubuh manusia. Bahwa pada hakikatnya kebaikan peradaban ini sangat dahsyat untuk kaum muslimin dan kemanusiaan secara umum.

Ketika bangsa-bangsa kecil kagum pada bangsa-bangsa besar, justru bangsa-bangsa besar kagum pada sejarah bangsanya sendiri. Jepang kagum dengan sejarah samurainya yang membangkitkan kepahlawanan dan keberanian. Israel berdiri diatas agama Yahudinya dan percaya pada kejayaan sejarah masa lalunya untuk dikembalikan dimasa kini sesulit apapun. Kita?