Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2014

Nikmatnya Pahala Sabar Menghilangkan Rasa Sakit Karena Musibah

Gambar
Di dalam kitab  Ihya Ulumuddin  dikisahkan, Fath Al Maushili memiliki seorang istri yang dikenal dengan kesabarannya. Suatu saat istri beliau terjatuh dan kuku jarinya pecah hingga menyebabkan luka, namun ia malah tertawa dengan keadaan seperti itu. Hal itu menyebabkan orang disekitarnya bertanya terheran-heran, "Apakah engkau tidak merasa sakit?" Istri Fath Al Maushili pun menjawab, "Sesungguhnya nikmatnya pahala karena luka ini menghilangkan rasa sakitnya dari hatiku." Demikianlah keajaiban rasa sabar; musibah yang berat terasa ringan dan senantiasa tenang dan berbahagia ditengah kesulitan. Keadaan ini akan jauh berbeda bila musibah itu dihadapi dengan ketidaksabaran; musibah yang ringan menjadi terasa berat, masalah yang kecil dibesar-besarkan. Ketika menghadapi musibah, ingat-ingatlah keutamaan sabar; keutamaannya di dunia dan pahalanya di akhirat.Ingatlah ayat-ayat Al Quran, hadits-hadits Rasulullah, dan perkataan ulama tentang sabar. ku

Tidak Lurus Tingkah Laku Sebelum Lurus Lisannya

Gambar
Sekarang ini banyak orang yang suka bicara kasar. Apalagi di dunia maya ini. Mereka sudah tidak takut pada dosa. Kebanyakan dari mereka menyembunyikan diri mereka agar tidak diketahui oleh orang lain. Mereka takut diketahui oleh orang lain, tapi tidak takut pada Tuhan yang Maha Menyaksikan. Ketika ada orang yang menegurnya agar berhati-hati terhadap ucapannya, ucapannya malah semakin menjadi-jadi. Ketika diingatkan akan azab Tuhan, mereka tidak mempedulikannya karena merasa s elama ini aman-aman saja. Kalaupun kemudian ada rasa takut dihati mereka itu hanya sesaat saja. Tidak lama kemudian penyakitnya kambuh kembali karena terbukti Tuhan tidak mengazabnya. Inilah apa yang disebut  qalbun maridh  (hati yang sakit) dan  qalbun mayyit  (hati yang mati).  Summun bukmun umyun fahum layarziuun. Akhir-akhir ini juga sering kita dengarkan ucapan, "Boleh bicara kasar asal tidak korupsi." Saya teringat dengan ucapan hampir sama yang pernah dikatakan Iwan Fals terkait dengan anak

Keutamaan Mengulang-Ulang Bacaan

Gambar
Seringkali ketika akan menyampaikan suatu permasalahan yang terkait dengan hukum syariah saya membaca kembali buku-buku atau artikel yang terkait tentangnya. Takut-takut pemahaman sebelumnya salah. Jadi saya mempelajarinya kembali guna mencari jalan selamat. Dengan cara itu saya memperoleh dua manfaat:  Pertama,  menyegarkan, menambahkan atau meluruskan kembali pemahaman saya.  Kedua,  mendapatkan keselamatan dalam bertutur kata. Saya dapati di dalam sejarah kehidupan para ulama, meskipun sudah dikenal dengan keilmuan dan kepakarannya, para ulama tidaklah malu untuk mengulang-ulang pelajaran yang telah mereka dapatkan sebelumnya. Meskipun mereka sudah hafal hadits-hadits, sudah pernah membaca buku Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Bulughul Maram, Riyadhus Shalihin, Tafsir Ibnu Katsir , dan banyak buku lainnya, mereka masih saja mengulang-ulang untuk membaca buku-buku itu. Tidak sedikit di antara mereka telah mengulang-ulangnya hingga puluhan kali bahkan ratusan kali. Gholib bin

Ganti Menonton Televisi dengan Kegiatan Membaca

Gambar
Bila saya disuruh memilih, membaca atau menonton televisi, maka saya akan memilih membaca. Mengapa? Karena, membaca bersifat aktif sedangkan menonton televisi bersifat pasif. Dengan membaca kita seolah berdialog dengan penulisnya, mengkritisinya, bahkan kita bisa bertanya tentang sesuatu yang memang harus kita tanyakan. Membaca juga memberikan warna bagi pemikiran kita sehingga kreativitas kita be rtambah. Membaca dapat menghubungkan satu jaringan sel dengan sel-sel lainnya di dalam otak kita sehingga kita menemukan pencerahan, ide dan gagasan baru yang bermanfaat bagi kita dan bisa jadi bagi umat manusia.   Seluruh aktivitas membaca sangat bermanfaat mulai dari awal hingga akhir. Bila waktu Anda sibukkan dengan membaca, maka waktu itu penuh dengan kebaikan. Sebaliknya bila Anda menghabiskan waktu dengan berjam-jam menonton televisi, ia tidak memberikan Anda manfaat kecuali tayangan itu memang benar-benar bermanfaat. Menonton acara-acara yang tidak bermanfaat sama seperti halnya A

Mengapa Orang yang Rajin Shalat Berjamaah di Masjid Disebut Sebagai Orang yang Beriman?

Gambar
Bila kita mau memperhatikan, ternyata orang-orang yang shalat berjamaah di masjid tidak semuanya tinggal di dekat masjid. Di antara mereka ada yang bertempat tinggal beberapa puluh meter dari masjid. Mereka rela berjalan sejauh itu untuk beribadah kepada Allah. Di sisi lain, banyak orang yang rumahnya bersebelahan dengan masjid tapi tidak shalat berjamaah di masjid. Mereka lebih senang shalat di r umah sendirian. Bahkan mungkin ada yang tidak melaksanakan shalat fardhu. Mengapa bisa terjadi demikian? Apakah yang membedakan orang-orang tersebut dengan orang-orang yang shalat berjamaah di masjid? Allah Swt. berfirman, "Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapa pun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS. At Taubah: 18) Rasulullah Saw. bersabda, &

Kemenangan Sebuah Peradaban

Gambar
Sebuah pertanyaan besar muncul dalam benak saya ketika membaca sejarah orang-orang Mongol yang menghancurkan Baghdad. Yang notabene adalah ibukota kekhalifahan Abbasiyah. Termasuk di dalamnya penghancuran warisan ilmiah umat Islam dan membunuh banyak kaum muslimin. Mengapa mereka kemudian memeluk Islam, bahkan menjadi pemimpin kebangkitan peradaban Islam di masa berikutnya? Ternyata jawabannya se bagai berikut: Peradaban Islam saat itu adalah peradaban terbesar di dunia. Nah, saat tentara Mongol menghancurkan Baghdad, tidak serta merta mereka dapat menghancurkan peradaban Islam yang besar itu. Karena peradaban ini sudah mengakar dan menyebar ke seluruh dunia. Walaupun tentara Mongol dapat memenangkan pertempuran, tapi dari segi  fikrah  (pemikiran) mereka kalah berat. Pada akhirnya mereka terpaksa bersinggungan dengan Islam, umat Islam dan peradabannya guna menjalankan roda pemerintahan. Puluhan tahun mereka berinteraksi dengan kaum muslimin, akhirnya sebagian besar dari mereka meme

Mengapa Mereka Kembali Murtad?

Gambar
Saya sering membaca berita-berita yang menyebutkan bahwa ribuan hingga puluhan ribu orang kafir di Amerika Serikat masuk Islam. NBC News misalnya, menyebutkan, sekitar 20 ribu warga Amerika masuk Islam setiap tahun. Membaca berita ini membuat hati saya gembira dan bahagia.  Angka 20 ribu bukanlah angka yang sedikit, apalagi jika ditambah imigran yang sudah beragama Islam. Kalau dipikir-pikir, dengan jumlah sebanyak itu, umat Islam pasti memiliki posisi strategis di Amerika Serikat. Tapi kenapa belum? Mengapa posisi mereka masih kalah strategis dengan kaum Yahudi? Itulah pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam benak saya. Hingga kemudian saya temukan jawabannya setelah membaca buku  "Bahkan Malaikat pun Bertanya"  karya Prof. Jeffrey Lang. Beliau adalah seorang mualaf sekaligus guru besar matematika di salah satu universitas di Amerika. Dalam buku tersebut beliau menuturkan sebuah fakta mengejutkan bagi saya dan mungkin jawaban saya selama ini: Banyak mualaf yang

Doa Senjata Orang Beriman

Gambar
Saudaraku, mantapkan keyakinan kita kepada Allah agar pertolongan-Nya segera datang. Keyakinan akan memberikan kita pahala dan tidak meyakininya justru hanya akan merugikan kita.   Dengan doa segalanya bisa berubah. Doa, sebagaimana sabda Nabi, dapat mengubah takdir. Yaitu takdir kekalahan berubah menjadi takdir kemenangan; takdir kegagalan berubah menjadi takdir kesuksesan. Mungkin saja takdir se belumnya kita tidak lulus ujian, namun karena Allah mengambulkan doa kita, Allah mengubah takdir kita menjadi lulus ujian. Mengapa bisa terjadi demikian? Sesuatu yang ditakdirkan terjadi adalah karena sebab. Sebab itu adalah doa. Jadi, takdir terjadi tidak semata-mata berdiri sendiri tanpa sebab. Selagi seorang hamba melakukan sebab, maka sesuatu tersebut pasti terjadi. Jika seseorang tidak melakukan sebab, maka sesuatu itu tidak akan terjadi. Sebagaimana takdir terjadinya rasa kenyang dan hilangnya dahaga karena sebab makan dan minum, atau takdir adanya anak karena sebab persetubuhan,

Cara Cepat Terkabulnya Doa

Gambar
Pada suatu ketika tiga orang sedang berjalan-jalan, tiba-tiba hujan turun. Maka mereka berteduh di sebuah goa di gunung. Sebuah batu besar tiba-tiba menggelinding dari gunung menuju pintu goa dan menutupnya. Sebagian dari mereka berkata kepada sebagian yang lain, “Lihatlah amal saleh yang telah kamu kerjakan karena Allah, lalu berdoalah kepada Allah dengannya. Semoga A llah memberi kemudahan kepada kita.” Salah seorang dari mere­ka berkata, “Ya Allah, se­sungguhnya aku mem­punyai dua orang tua yang telah berusia lanjut, is­tri dan beberapa anak yang masih kecil. Aku yang menggembala untuk mereka. Jika aku pulang di sore hari, aku memerah susu, lalu memberi mi­num kedua orang tuaku terlebih dahulu sebelum anak-anakku. Suatu hari aku menggemba­la cukup jauh dari desa. Aku tidak pulang kecuali hari telah sore, dan aku mendapati mereka berdua telah tidur. Aku memerah susu seperti biasa. Aku membawa bejana susu kepada keduanya dan berdiri menung­gu di atas kepala mereka berdua. Aku tidak

Fikih dan Kehidupan

Gambar
Di zaman keemasan Islam jangan heran bila kita temukan para ilmuwan ternyata seorang fakih (ahli fikih). Imam Ibnu Hazm selain dikenal seorang sastrawan dan sejarawan ternyata adalah fakih mazhab Zahiri. Imam Ibnu Rusyd selain dikenal seorang pakar kedokteran dan ahli filsafat ternyata adalah fakih mazhab Maliki. Imam Ibnu Khaldun selain dikenal seorang ahli politik dan sosiologi ternyata juga adalah fakih maz hab Maliki.   Hal itu terjadi karena fikih telah mewarnai pemikiran dan perbuatan mereka. Fikih bagi mereka bersifat luas dan menyeluruh. Bukan hanya sekedar tata cara thaharah dan rukun Islam. Fikih menyentuh segala aspek kehidupan manusia, mulai dari thaharah , siyasah (berpolitik), daulah (bernegara), iqtishadiyah (ekonomi), dan seterusnya. Mulai dari menangani bayi baru lahir hingga bagaimana memperlakukan orang yang sudah mati.   Oleh karena itu, mereka yang menjelekkan orang-orang yang belajar fikih sebagai orang yang bodoh, pada hakikatnya tidak mengetahui beta