Mengapa Mereka Kembali Murtad?
Saya sering membaca berita-berita yang menyebutkan bahwa ribuan
hingga puluhan ribu orang kafir di Amerika Serikat masuk Islam. NBC News
misalnya, menyebutkan, sekitar 20 ribu warga Amerika masuk Islam setiap tahun.
Membaca berita ini membuat hati saya gembira dan bahagia.
Angka 20 ribu bukanlah angka yang sedikit, apalagi jika ditambah
imigran yang sudah beragama Islam. Kalau dipikir-pikir, dengan jumlah sebanyak
itu, umat Islam pasti memiliki posisi strategis di Amerika Serikat. Tapi kenapa
belum? Mengapa posisi mereka masih kalah strategis dengan kaum Yahudi?
Itulah pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam benak saya. Hingga
kemudian saya temukan jawabannya setelah membaca buku "Bahkan
Malaikat pun Bertanya" karya Prof. Jeffrey Lang. Beliau adalah
seorang mualaf sekaligus guru besar matematika di salah satu universitas di
Amerika. Dalam buku tersebut beliau menuturkan sebuah fakta mengejutkan bagi
saya dan mungkin jawaban saya selama ini: Banyak mualaf yang kembali menjadi
murtad. Penyebabnya ternyata adalah tidak adanya keseimbangan dalam hidup
mereka. Mereka memandang bahwa Islam itu jenggot, jubah, dan surban, seperti
yang mereka lihat pada diri orang-orang Timur Tengah. Mereka menumbuhkan
jenggot dan berprilaku 'ekstrem' dengan berdandan ala Timur Tengah yang mereka
anggap tradisi itu adalah pengejawantahan ajaran Islam. Sementara itu tradisi
dan budaya mereka berbeda hampir 100% dengan Islam ala mereka. Mereka
membenturkan diri pada lingkungan mereka sendiri. Apa yang terjadi kemudian? Mereka
kalah dan akhirnya menyerah, yaitu dengan kembali pada ajaran lama mereka
(murtad).
Kesimpulannya, sumber utama kemurtadan mereka adalah karena
kesalahpahaman mereka dalam memahami ajaran Islam. Islam bukanlah semata
jenggot, jubah, atau hal-hal yang berkaitan tradisi Arab lainnya diluar konteks
Islam. Ajaran Islam jauh lebih banyak dan lebih besar daripada itu semua.
Kesalahpahaman mereka terjadi mungkin karena kurangnya dakwah dikalangan mereka
sendiri sehingga mereka melihat Islam apa yang mereka persepsikan sendiri
meskipun persepsi itu salah adanya.
Kesalahpahaman itu menyebabkan mereka berlebih-lebihan atau ghuluw
atau tidak adanya sikap yang seimbang dalam hidup mereka. Mereka berpandangan,
masuk Islam artinya menjadi ekslusif, menjauh dari bermuamalah dengan
orang-orang diluar agama mereka. Rasulullah Saw. bersabda, “Jauhilah
oleh kalian sikap berlebih-lebihan, karena sesungguhnya sikap berlebihan itulah
yang telah membinasakan orang-orang sebelum kalian.” (HR. Ahmad,
Tirmidzi dan Ibnu majah dari Ibnu Abbas Radhiallahu’anhu). Dan terbuktilah
kemudian, para mualaf itu dikemudian hari menjadi murtad.
mereka enggan belajar islam secara kaffah n mendalam, malas mencari n memahami arti islam yang sesungguhnya
BalasHapus