Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2014

Kehidupan Hati Orang yang Berdzikir

Gambar
Rasulullah Saw bersabda, "Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Tuhannya dengan orang yang tidak berdzikir kepada Tuhannya adalah seperti orang yang hidup dengan orang yang mati." (HR. Bukhari dan Muslim) Setiap manusia mencintai kehidupan dan takut kepada kematian. Rasulullah Saw bersabda, "Barangsiapa tidak mengingat Allah SWT, walaupun ia hidup maka keadaannya tidak berbeda dengan orang yang mati, kehidupannya adalah sia-sia." Imam Hakim berkata, "Mengingat Allah itu m elembutkan hati. Hati yang kosong dari dzikir akan menyebabkan hawa nafsu bergejolak, dan syahwat akan terbakar, sehingga hatinya menjadi keras, dan anggota badan lainnya turut menjadi keras. Dia tidak akan lagi taat kepada Allah. Jika anggota badan itu ditarik (untuk diperbaiki) maka pasti akan patah, seperti kayu yang kering yang tidak dapat bengkok, kecuali apabila dipotong atau dibakar." Rasulullah Saw bersabda, "Perumpamaan rumah yang di dalamnya disebutkan nama Alla

Agar Memperoleh Manfaat dan Berkah dari Al Quran

Gambar
"Tadabbur tidak saja mengharuskan pengetahuan kekuatan akal untuk berpikir, tapi juga harus mengerahkan hati dengan segala kesungguhan untuk dapat meraih pesan-pesan Al-Qur'an. Akal dan hati haruslah dibersihkan dan disucikan dari segala pikiran dan prasangka yang tidak baik sehingga pesan-pesan Al-Qur'an akan mudah mengalir dari langit pikiran dan hati yang kemudian menghujam dan menenteramkan. Akal dan hati yang terbuka akan memudahkan seseorang menangkap pesan-pesan mulia Al-Qur'an. Sebaliknya, akal dan hati yang sudah diliputi pikiran yang tidak sehat dan hati prasangka buruk hanya akan menutup dan menjauhkan Al-Qur'an dari dirinya. Jika demikian, Al-Qur'an tidak akan memberikan manfaat dan berkah. Justru menjadikannya bertambah jauh dan bertambah pula kesesatannya." (Dari buku  Meraih Mutiara Al-Qur'an,  hlm. 4 karya Bachtiar Natsir) Ketika membaca nasehat di atas, saya jadi teringat dengan orang-orang seperti Abu Jahal dan Abu Lahab. Me

Salah Paham tentang Dzikir

Gambar
Ada anggapan sebagian orang, jika orang yang berdzikir tidak mampu menghentikan perbuatan maksiatnya, maka artinya orang itu belum berdzikir. Jika seorang koruptor berdzikir, artinya koruptor itu belum berdzikir. Anggapan di atas bisa menjerumuskan banyak orang terutamanya orang-orang awam yang baru ingin memulai berdzikir. Bisa-bisa mereka menjadi tidak ingin berdzikir. Hanya gara-gara takut bel um bisa menghentikan perbuatan maksiatnya. Dzikir menjadi sesuatu yang menyeramkan dan momok yang menakutkan baginya, bukan sebuah keasyikan dan meraih manfaat yang besar di dalamnya. Kasus ini sama seperti orang yang berpendapat, jilbabkan dulu hati sebelum menjilbabkan diri. Karena hati belum berjilbab juga, akhirnya orang tersebut tidak berjilbab hingga matinya. Padahal perintah berjilbab itu ditujukan pada menutup aurat secara fisik, sedangkan masalah hati adalah urusan dia dengan Allah. Mudah-mudahan saja dengan berjilbab, hati dan perbuatannya akan lebih baik lagi daripada sebel

Malu dan Adab

Gambar
Orang yang mempunyai rasa malu dapat terlihat dari penjagaan adab-adab yang baik pada dirinya.  Seorang wanita yang mempunyai rasa malu tentu bukan seorang yang mengumbar auratnya di depan publik. Tapi wanita yang berjilbab sesuai dengan aturan syariat.  Seorang suami yang mempunyai rasa malu tentu bukanlah suami yang selingkuh. Tapi suami yang setia baik sang istri berada di sisinya maupun sedang tidak bersama dengannya.  Seorang pelajar yang mempunyai rasa malu tentu bukanlah pelajar yang gemar mencontek agar dapat nilai bagus. Tapi pelajar yang mengerjakan sendiri soal-soalnya; entah kelak dia mendapat nilai bagus atau tidak. Yang penting dirinya telah berusaha. Seorang yang punya rasa malu tentu akan menjaga lisannya dari dusta dan berkata yang tidak baik.  Bahkan dalam hal bersetubuh pun, suami-istri hendaknya mempunyai rasa malu. Jangan menyamai istri dengan hewan, yaitu ketika nafsu birahi memuncak, langsung saja bersetubuh tanpa perlu perantaraan terlebi

Hakikat Malu

Gambar
“Malu itu tidaklah datang kecuali dengan membawa kebaikan.” (HR. Bukhari dan Muslim) “Malu itu kebaikan seluruhnya.”  (HR. Bukhari dan Muslim) Apa makna dari dua hadits ini? Bukankah ada saja orang yang malu dari berbuat kebaikan atau malu meninggalkan kemaksiatan? Selama ini sebagian orang salah paham tentang siapa yang dimaksud dengan orang yang memiliki rasa malu. Mereka mengatakan bahwa rasa malu identik dengan orang yang pendiam atau orang yang mengurung diri dirumah. Padahal kenyataannya tidaklah demikian. Toh, bila seorang pendiam disebut punya rasa malu, banyak di antara mereka yang diam-diam berbuat maksiat. Mereka hanya diam disaat bersama orang lain tetapi tidak diam disaat sendiri.  Hakikat rasa malu adalah mendorong seseorang untuk berbuat kebaikan dan menjauhkannya dari berbuat kejahatan. Jika melakukan hal sebaliknya, maka hal itu bukanlah rasa malu tapi kelemahan, kehinaan, dan ketidakberdayaan.  Imam Raghib al-Asfahani rahimahullah mengatakan, “

Mengapa Orang Ateis Sangat Membenci Islam?

Gambar
Profesor ateis terkenal Richard Dawkins menerima tepuk tangan meriah dalam komunitas tradisional Kristen Stornoway beberapa hari yang lalu, setelah berpidato selama 2 jam di mana ia mengatakan tidak mungkin ada Tuhan. Profesor berusia 71  tahun itu menggambarkan Islam sebagai “salah satu kejahatan terbesar dunia” dalam ceramahnya yang bertajuk “ The God Delusion ”, sebagai bagian dari kunjungan langkanya ke Western Isles. Pernyataan itu disampaikan selama Festival Buku Hebrides di tengah kerumunan massa yang berjumlah 220 orang. Bahkan ada daftar tunggu hingga 60 orang untuk tiket, setelah tiket acara terjual habis dalam waktu 40 menit. Para peserta acara bersorak keras pada saat Prof Dawkins menggunakan penampilannya untuk menyerang Islam, sembari dirinya menekankan bahwa “mayoritas muslim” tidak jahat, hanya agama mereka yang jahat. ( http://www.eramuslim.com/berita/dunia-islam/profesor-ateis-tidak-ada-tuhan-dan-islam-itu-kejahatan.htm#.UJqXKNktXfs ) Prof. Dawki

Al Quran yang Menyembuhkan

Gambar
"Dan Kami turunkan dari Al-Qur'an suatu yang menjadi obat penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman..."  (QS. Al-Isra: 82) "Al Quran itu adalah petunjuk dan obat penawar bagi orang-orang yang beriman..."  (QS. Fushshilat: 44) Para dokter dan psikolog dewasa ini mengungkapkan adanya keterkaitan antara hati (pikiran) dan tubuh. Penyakit-penyakit hati bisa menimbulkan penyakit pada fisik. Stres yang berlebihan dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dari menghadapi penyakit yang datangnya dari luar. Sebaliknya, ketika kita tidak stres atau merasa bahagia, sistem kekebalan tubuh kita semakin meningkat. Oleh karena itu sangat berbahaya jika penyakit hati ini dibiarkan begitu saja. Allah Swt. telah memberi petunjuk tentang salah satu obat mujarab bagi hati yang sakit. Yaitu dengan membaca Al-Qur'an secara teratur. Sekalipun pada saat itu pikiran kita sedang kacau, hati terasa lalai, Al-Qur'an akan memberikan penawarnya. Karena, Al-Qur&#

Teladan Ulama dalam Mengisi Waktu Luang

Gambar
“Ada dua nikmat yang kebanyakan orang tertipu padanya: Kesehatan dan waktu luang.” (HR. Al-Bukhari) "Dan jika jiwa tidak disibukkan dengan kebenaran, maka ia akan disibukkan dengan hal-hal yang batil.” (Imam Asy-Syafi'i) Menurut penelitian para ahli, pengangguran menjadi penyebab utama terjadinya tindak kriminalitas di masyarakat. Pengangguran membuat orang lupa akan tujuan hidupnya yaitu mengab di kepada Allah. Sebagaimana kata Imam Syafi'i di atas, "Jika jiwa tidak disibukkan dengan kebenaran, maka ia akan disibukkan dengan hal-hal batil."  Seorang muslim yang sadar akan tujuan hidupnya tidak mungkin menganggur. Karena banyak hal bisa ia kerjakan, baik berkaitan urusan duniawi maupun ukhrawi. Islam sangat menekankan bila sudah selesai satu pekerjaan, berlanjut pada pekerjaan berikutnya. Bila pekerjaan duniawi sudah selesai, bisa berlanjut pada pekerjaan duniawi lainnya atau berlanjut pada pekerjaan ukhrawi. Begitulah seterusnya selama 24 jam da

Tidak Merasa Diri Mendapat Cobaan

Gambar
"Cobaan terberat bagi seseorang adalah jika ia tidak merasa dirinya sedang mendapatkan cobaan, terlebih lagi jika ia sangat bergembira dengan cobaan itu. Misalnya, perasaan bangga dengan harta yang haram dan terus-menerus melakukan dosa sementara ia tahu bahwa hal itu adalah dosa." (Imam Ibnu Al-Jauzy) Seringkali manusia mampu bersabar dengan kemiskinan, tetapi tidak mampu bersabar dengan kekayaan. Ketika miskin mereka banyak berdoa, beribadah, dan berakhlak mulia. Mereka berharap Tuhan memberi mereka rezeki agar dapat beribadah lebih baik dan lebih banyak lagi. Sedikit Dia memberinya rezeki, betapa senang hatinya. Kemudian mereka berdoa lagi, memohon tambahan rezeki, Allah pun memberi mereka rezeki. Setelah rezeki itu semakin sering mereka peroleh, semakin lemah semangat mereka dalam berdoa. Dan, akhirnya mereka menjauhi-Nya seolah lupa akan masa lalunya seperti apa. Seolah lupa bahwa Tuhan telah mengangkatnya dari lembah kemiskinan. Mereka menganggap rezeki itu

Sabar dalam Berdakwah

Gambar
Aku berjalan dengan seorang temanku, seorang anggota kelompok Quaker, menuju sebuah stand koran malam itu. Ia membeli sebuah koran. Dengan sopan ia mengucapkan terima kasih kepada penjualnya. Namun, penjual koran itu tidak mempedulikan ucapan tersebut. “Orang yang tidak sopan, ya?” komentarku. “Oh, setiap malam ia selalu begitu,” sangkal temanku. “Lalu, mengapa Anda terus begitu sopan kepadanya ?” tanyaku. “Mengapa tidak?” sanggahnya. “Mengapa aku membiarkannya menentukan bagaimana aku akan bertindak?” Saat memikirkan kejadian itu selanjutnya, muncul dalam benakku bahwa ungkapan yang penting adalah “tindakan”. Temanku bertindak terhadap orang lain; kebanyakan kita bereaksi terhadap mereka. Ia memiliki suatu indera keseimbangan mental yang tidak ada pada sebagian besar kita; ia tahu siapa dirinya, untuk apa ia bersikap, dan bagaimana ia akan berperilaku. Ia tidak mau membalas ketidaksopanan dengan ketidaksopanan karena dengan itu ia tidak lagi mampu men

Orang yang Berkah Umurnya (2)

Gambar
Di antara deretan ulama produktif yang wafat di usia muda adalah Imam Hasan Al Banna. Beliau wafat di usia 43 tahun karena dibunuh oleh rezim diktator saat itu. Di usia 22 tahun beliau mendirikan sebuah organisasi Islam, Al Ikhwan Al Muslimun. Dan hingga kini organisasi itu telah tersebar di lebih dari 70 negara. Prof. Ishaq Al Husaini, seorang sosiolog Libanon mencatat bahwa organisasi Al Ikhwan  Al Muslimun (Ikhwanul Muslimin) adalah organisasi Islam terbesar saat ini. Beliau memang tidak begitu produktif menulis, tapi di banding kebanyakan ulama saat ini, jumlah tulisan beliau lebih banyak dibanding mereka. Di antara karya tulis beliau banyak berupa artikel yang beliau tulis di majalah-majalah dan koran-koran. Sedangkan buku yang beliau tulis di antaranya, Al Ma'tsurat, Majmuatur Rasail, dan Memoar.  Syaikh Muhammad Al-Ghazali yang merupakan murid Imam Hasan Al-Banna pernah mengunjungi perpustakaan milik gurunya itu. Buku-buku yang jumlahnya ribuan itu ternyata seb

Orang yang Berkah Umurnya (1)

Gambar
Ada orang yang hidup hingga berumur ratusan tahun tapi tidak pernah sedikitpun menorehkan karya yang bermanfaat bagi umat. Di sisi lain ada orang yang wafat di usia muda tapi sudah banyak karya yang telah beliau hasilkan. Orang yang pertama, usianya yang panjang tidak membawa manfaat, tidak berkah, dan hanya menambah panjang deretan dosa. Sedangkan orang yang kedua, mendapat keberkahan dari usiany a karena menjalani hidupnya dengan kebaikan.  Imam Nawawi wafat di usia sangat muda, 45 tahun, tetapi beliau telah menulis buku-buku yang bernilai dan menjadi rujukan penting hingga kini. Sungguh sebuah keajaiban, di usianya yang singkat itu beliau telah menulis kitab yang tebal seperti Syarah Shahih Muslim, Al Adzkar, Riyadhus Shalihin, Raudhatuth Thalibin, Bustanul Arifin, dan Minhajuth Thalibin. Bagaimana beliau menjaga waktunya agar tetap produktif dalam berkarya? Beginilah ceritanya... Imam Adz-Dzahabi mengatakan, "Beliau adalah profil manusia yang berpola hidup sangat

Penyesalan Sering Datang Terlambat

Gambar
"Waktu". Begitu ringan kata itu diucapkan. Tapi begitu berat timbangannya di sisi Tuhan. Sehingga Tuhan pun bersumpah dengan kata itu. Para ulama menyebutkan bila Tuhan sudah bersumpah dengan sesuatu, maka sesuatu itu harus diperhatikan dengan seksama. Karena apa? Karena kebanyakan manusia tidak menggunakan waktunya untuk kebaikan. Akibatnya mereka merugi di dunia dan di akhirat. Waktu adalah  detik-detik kehidupan kita. Nafas dan kedipan mata kita. Waktu adalah di saat kita berada di dalamnya, hidup bersamanya baik ketika sedang beramal saleh maupun ketika berbuat maksiat. Waktu selalu berjalan ke depan dan tak mungkin mundur ke belakang barang sedetik pun. Orang yang menyesali kehidupannya saat ini sering sekali berkata, "Seandainya waktu dapat mundur ke belakang, aku pasti akan berbuat begitu dan begini." Sambil sesekali orang itu bersedih dan menangisi masanya yang ada padanya sekarang. Baguslah kita menyesali bila ada kekurangan di masa kini. Tapi j

Dua Sisi dari Nikmat Allah

Gambar
Indonesia, dari sisi geografis, adalah negara yang unik. Salah satu keunikannya adalah karena ia dikelilingi oleh pegunungan berapi atau yang dikenal dengan istilah  ring of fire . Kondisi ini menyimpan dua potensi sekaligus; potensi keindahan, kekayaan, dan kesuburan alamnya, serta potensi bencana. Artinya, dibalik keindahan alam Indonesia tersimpan bencana yang mengerikan, yang sewaktu-waktu akan terjadi.  Kapankah terjadinya bencana itu? Para ilmuwan sendiri menyebutkan bahwa kejadiannya sulit diprediksi. Hingga saat ini belum ditemukan alat yang mampu memprediksinya. Bila kemudian bencana itu terjadi pada hari ini atau di zaman kita hidup, bolehlah kita merenung diri, mengapa? Seperti saat kita berada di sebuah lapang golf yang luas. Tiba-tiba saja sebuah bola golf mengenai kepala kita. Mengapa mengenai kepala kita, tidak mengenai kepala orang lain? Atau mengapa tidak jatuh pada tempat lain? Saya percaya ini bukan sebuah kebetulan. Bila kita percaya kepada Allah, Sang Maha

Kematian: Bukti Keberadaan dan Kebesaran Allah

Gambar
Kematian adalah sebuah misteri yang hanya Tuhan yang tahu kapan masanya ia menjumpai makhluk-Nya. Seringkali yang muda lebih dahulu wafat ketimbang yang tua; penjenguk lebih dahulu wafat daripada yang dijenguk; anak lebih dahulu wafat ketimbang orangtuanya; ada yang baru satu kali naik pesawat sudah mengalami kecelakaan dan wafat, sementara yang sudah ratusan kali naik pesawat masih hidup tidak kurang suatu apapun; a da panglima perang yang puluhan kali berperang tapi matinya di tempat tidur. Di sisi lain ada yang baru sekali perang sudah mati duluan. Kenyataan ini telah membuat banyak orang takut dengan kematian, terutama dikalangan orang-orang kafir.   "Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut (mati), disebabkan mereka menyekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak menurunkan kete­rangan tentang itu.Tempat kembali mereka ialah neraka; dan itulah seburuk-buruk tempat tinggal orang-orang yang zalim."   (QS. Ali Imran: 151) Oleh ka