Akhir Kehidupan yang Indah
Pada hari jum'at 16 Sya'ban 1430 H seorang ulama besar di bidang qiraat yang bernama Syaikh Al Muqri' Al Hafidz Abul Hasan Muhyiddin Al Kurdi rahimahullah meninggal dunia. Beliau wafat pada usia sekitar seratus tahun.
Sesaat setelah meninggal dunia. Menjelang wafat, beliau mengulang-ulang ucapan: Alhamdulillaahilladzi afnaa hayaatanaa fii kitabih. Yang artinya; "Segala puji bagi Allah yang telah menghabiskan hidup kami untuk (berkhidmah terhadap) kitab-Nya (Al-Qur'an)".
Para pelayat yang menyaksikan jenazahnya mengatakan wajah Syaikh Al Muqri tampak bercahaya .
Diriwayatkan dalam Kitab Ihya Ulumuddin, Al-Kattani ditanya tentang amalnya ketika ajalnya telah dekat. Dia menjawab, "Kalau tidak karena kematianku sudah dekat, tentu aku tidak akan mengatakannya kepadamu. Aku berdiri di depan pintu hatiku selama empat puluh tahun, dan jika selain Allah lewat, aku langsung menutupnya."
Maksudnya, Al-Kattani telah menghabiskan waktunya selama empat puluh tahun untuk beribadah kepada Allah Swt.
Pada saat ajalnya, Ruwaim disuruh mengucapkan La ilahaillallah, tetapi dia menjawab, "Aku justru tidak bisa mengucapkan yang selain itu dengan benar."
Maksudnya, Ruwaim sudah terbiasa mengucapkan La ilahaillallah selama hidupnya, sehingga kalimat itulah yang selalu ada dalam benaknya.
Diriwayatkan bahwa Abul Abbas bin Atha mengunjungi Al-Junaid saat sakaratul mautnya. Dia mengucapkan salam kepadanya, tetapi Al-Junaid tidak menjawab. Dan setelah beberapa lama berselang dia menjawab salam itu. Setelah itu dia berkata, "Maafkanlah aku, aku sedang membaca wirid." Kemudian dia menghadapkan wajahnya ke arah kiblat, mengucapkan "Allahu Akbar!" dan mati.
Tatkala Abdulloh bin Idris bin Yazid al-Kufi akan meninggal dunia, putrinya menangis, maka dia berkata kepadanya: "Wahai putriku, janganlah menangis, karena saya telah mengkhatamkan al-Qur'an di rumah ini sebanyak empat ribu kali."
Sahabatku, demikianlah akhir kehidupan orang-orang saleh. Semasa hidup, mereka habiskan waktunya untuk beribadah kepada Allah. Sehingga di akhir hidup, mereka sedang dalam ibadah dan ketaatan.
Dari seorang teman yang bekerja di sebuah rumah sakit penulis mendapat cerita. Ada beberapa orang yang diakhir hidupnya tidak bisa mengucapkan kalimat la ilahaillallah. Seolah bibirnya kelu; tidak bisa mengatakan kalimat itu. Padahal dia mampu berbicara yang lain. Ada juga yang ketika sadar dari koma, yang dia tanyakan adalah masalah duniawi. Ada yang mampu menyanyi tetapi tidak mampu mengucapkan la ilahaillallah. Ternyata, selama hidupnya banyak dihabiskan di dunia musik.
Mari kita berlindung kepada Allah dari akhir kehidupan yang hina. Mari kita juga berdoa semoga akhir kehidupan kita husnul khatimah; akhir yang indah. Tak ada jalan untuk meraihnya kecuali saat ini juga kita menempuh jalan taubat; membersihkan diri kita dari dosa dan mengerjakan amal saleh hingga akhir hayat kita. Dan, ketika kita menemui malaikat maut, kita berada dalam taat kepada-Nya. Itulah akhir kehidupan yang indah.
Komentar
Posting Komentar