Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2014

Keterkaitan Antara Amalan Ruhiyah dengan Produktivitas Berkarya dan Berprestasi

Gambar
Pada suatu hari saya merasa malas dalam membaca dan menulis. Kalaupun ingin mulai menulis, otak terasa beku dan tidak tahu apa yang ingin saya tulis. Setelah saya teliti lebih dalam lagi, ternyata ada beberapa amalan ruhiyah yang tidak saya kerjakan pada hari itu. Orang-orang mungkin akan bertanya, apa hubungan antara amalan ruhiyah dengan membaca dan menulis? Bagi saya amalan ruhiyah memberikan pengaruh yang besar bagi hati dan akal pikiran ini. Selain berkah dan rahmat Allah sehingga motivasi dan inspirasi begitu melimpah, juga memberikan kenikmatan tersendiri ketika mengerjakannya. Saya bercermin pada tradisi intelektual ulama Islam yang begitu produktif dalam membaca dan menulis. Misalnya Imam Malik bin Anas, pendiri mazhab Maliki dan penulis kitab  Al Muwatha . Imam Bukhari, seorang ahli hadits yang menulis kitab seperti Jami Ash Shahih  dan  Adabul Mufrad . Imam Ibnu Qudamah, seorang ulama besar mazhab hanbali dan penulis kitab  Al Mughni . Imam Ibnul Qayyim Al Jauziyah me

Nikmat Tuhan Manakah yang Kamu Dustakan?

Gambar
Sahabatku, sudah bertahun-tahun kita hidup, tetapi masih saja ada di antara kita yang tidak merasakan kasih sayang Allah. Mereka berkata: Ahh, mana buktinya Allah sayang pada saya, sudah usia 40 tahun gini saya belum mendapatkan jodoh. Ahh, mana buktinya Allah sayang pada saya, sudah ratusan lamaran kerja saya kirim tapi tak satu di terima. Ahh, mana buktinya Allah sayang pada saya, sudah sepuluh tahun saya berkeluarga belum juga punya anak. Ahh, mana buktinya Allah sayang pada saya, sudah lima kali saya ikut ujian masuk perguruan tinggi tapi tak satu pun ada yang lolos. Ahh, mana buktinya Allah sayang pada saya, sudah tiga kali proposal taaruf saya ditolak oleh akhwat. Semuanya disalahkan kepada Allah. Tidak pernah berpikir dan mengevaluasi diri, mengapa semua itu terjadi. Bahkan tidak pernah merendah diri dalam menghadap-Nya, beristighfar dan memohon kepada-Nya. Mereka menyangka bahwa ukuran kasih sayang Allah hanya pada hal-hal itu saja.  Mengapa mereka tidak berpikir, ke

Madzhab Fikih Imam Al Asy'ari

Gambar
Beberapa hari yang lalu saya berdiskusi dengan seseorang. Tampaknya dia tidak senang dengan pendapat saya yang menyebutkan bahwa Imam Abul Hasan Al Asy'ari ber-madzhab Hanbali. Katanya, tidak mungkin Imam Al Asy'ari bermadzhab Hanbali karena murid-murid dan pengikutnya bermadzhab Syafi'i.  Saya tahu hal itu karena banyak orang akan berpandangan seperti itu. Hampir mustahil rasanya Imam Asy'ari be rmadzhabkan Hanbali karena ajaran Asy'ariyah sendiri sangat "dimusuhi" oleh sebagian pengikut madzhab Hanbali. Saya katakan sebagian karena toh tidak semua pengikut madzhab Hanbali menolak ajaran Asy'ariyah. Walaupun pada kenyataannya yang sebagian ini sangat nyaring suaranya sehingga seolah menutup peluang untuk menyebutkan hakikat bahwa sesungguhnya Imam Asy'ari bermadzhabkan Hanbali. Apa bukti Imam Asy'ari bermadzhabkan Hanbali? Yaitu perkataan beliau dalam kitab   al-Ibanah an Ushuli Diyanah  hal. 17: Apabila seseorang bertan­ya, “Kamu men

Syaikh Prof. DR. Musthafa As Siba'i: Ulama yang Mujahid

Gambar
Beliau adalah ulama Suriah ternama. Pendiri Fakultas Syariah Universitas Damaskus sekaligus juga Muraqib Am Ikhwanul Muslimin cabang Suriah. Beliau meraih gelar doktor dalam ilmu hadits di Universitas Al-Azhar dengan tesis yang berjudul   "As-Sunnah wa Makanatuha fit Tasyri’ Al-Islami."   Di dalam buku beliau ini terlihat kecintaan yang besar kepada Islam. Semangat beliau berkobar-kobar menghadapi para orientalis. Buku beliau ini m enjadi pukulan keras terhadap para orientalis. Kebobrokan orientalis dan penyimpangan-penyimpangannya di bongkar habis sehingga terlihatlah mana yang haq dan mana yang batil. Tidak heran karena dianggap karya ilmiah yang berbobot, tokoh Islam Liberal Dr. Nurcholis Majid menerjemahkan buku ini ke dalam bahasa Indonesia. Selain sangat lihai dalam menulis, beliau juga seorang Panglima mujahidin Ikhwanul Muslimin dalam perang melawan Israel. Pada saat itu pertempuran di menangkan oleh mujahidin Ikhwanul Muslimin yang membuat kaget Israel dan s