Syaikh Prof. DR. Musthafa As Siba'i: Ulama yang Mujahid
Beliau
adalah ulama Suriah ternama. Pendiri Fakultas Syariah Universitas Damaskus
sekaligus juga Muraqib Am Ikhwanul Muslimin cabang Suriah. Beliau meraih gelar
doktor dalam ilmu hadits di Universitas Al-Azhar dengan tesis yang berjudul "As-Sunnah wa Makanatuha fit Tasyri’
Al-Islami." Di dalam buku
beliau ini terlihat kecintaan yang besar kepada Islam. Semangat beliau
berkobar-kobar menghadapi para orientalis. Buku beliau ini menjadi
pukulan keras terhadap para orientalis. Kebobrokan orientalis dan
penyimpangan-penyimpangannya di bongkar habis sehingga terlihatlah mana yang
haq dan mana yang batil. Tidak heran karena dianggap karya ilmiah yang
berbobot, tokoh Islam Liberal Dr. Nurcholis Majid menerjemahkan buku ini ke
dalam bahasa Indonesia.
Selain
sangat lihai dalam menulis, beliau juga seorang Panglima mujahidin Ikhwanul
Muslimin dalam perang melawan Israel. Pada saat itu pertempuran di menangkan
oleh mujahidin Ikhwanul Muslimin yang membuat kaget Israel dan sekutunya.
Israel, melalui antek-anteknya di Mesir, melakukan politik adu domba antara
pemerintah Mesir dengan Ikhwanul Muslimin bahwa Ikhwan berniat mengkudeta
pemerintah Mesir saat itu. Sehingga terjadilah penangkapan besar-besaran
terhadap anggota Ikhwan. Dan terputuslah gelombang jihad besar-besaran yang
sempat dimenangkan Ikhwanul Muslimin. Hasbunallah wa ni'mal wakil.
Syaikh Musthafa As Siba'i bersama para mujahidin saat menjadi panglima perang melawan zionis Israel |
Tujuh
tahun lamanya, Musthafa melewatkan hari-hari bersama penyakitnya, akhirnya hari
Sabtu tanggal 3 Oktober 1964, ia meninggal dunia di kota Himsh. Jenazahnya
diiringi rombongan besar orang dan disholatkan di Masjid Jami’ Al-Umawi,
Damaskus.
Dr.
Husni Huwaidi berkata tentang kondisi As-Siba’i sewaktu sakit. “Saya melihatnya
ketika sakit, bersandar pada tongkat, berjalan di pagi dan sore hari menuju
masjid, pada saat orang-orang sehat dan kuat enggan pergi ke masjid. Betapa
sedikitnya orang sakit dan lumpuh, namun ia lebih kuat dari pedang terhunus.
Kelestariannya dalam jihad, betapapun ia lumpuh, menderita sakit jantung dan
hipertensi, tidak lain dalil nyata dan hujjah jelas bahwa karakter orang ini
ialah jihad dan tabiatnya perjuangan, nalurinya pengorbanan, fitrahnya
keberanian dan patriotisme.
Bagaimana
mungkin riya’ mendapatkan peluang menyusup ke hatinya, futur menemukan jalan
mengusik jiwanya dan keraguan menemukan lorong merusak tekadnya? Maha suci
Allah yang memberi karunia kepadanya lalu ia mensedekahkannya dan menimpakan
ujian kepadanya lalu menjadikannya ridha pada ujian.”
Sehari
sebelum wafat beliau menulis tiga buku yaitu Al-Ulama’ Al-Auliya’, Al-Ulama’ Al-Mujahidun, dan
Al-Ulama Asy-Syuhada’. Semoga menjadi
amal jariyah bagi beliau atas karya-karya beliau ini yang beliau tulis hanya
dalam waktu satu hari.
Komentar
Posting Komentar