Nikmat Tuhan Manakah yang Kamu Dustakan?
Sahabatku,
sudah bertahun-tahun kita hidup, tetapi masih saja ada di antara kita yang
tidak merasakan kasih sayang Allah. Mereka berkata: Ahh, mana buktinya Allah
sayang pada saya, sudah usia 40 tahun gini saya belum mendapatkan jodoh. Ahh,
mana buktinya Allah sayang pada saya, sudah ratusan lamaran kerja saya kirim
tapi tak satu di terima. Ahh, mana buktinya Allah sayang pada saya, sudah
sepuluh tahun saya berkeluarga belum juga punya anak. Ahh, mana buktinya Allah
sayang pada saya, sudah lima kali saya ikut ujian masuk perguruan tinggi tapi
tak satu pun ada yang lolos. Ahh, mana buktinya Allah sayang pada saya, sudah
tiga kali proposal taaruf saya ditolak oleh akhwat.
Semuanya
disalahkan kepada Allah. Tidak pernah berpikir dan mengevaluasi diri, mengapa
semua itu terjadi. Bahkan tidak pernah merendah diri dalam menghadap-Nya,
beristighfar dan memohon kepada-Nya. Mereka menyangka bahwa ukuran kasih sayang
Allah hanya pada hal-hal itu saja.
Mengapa
mereka tidak berpikir, ketika mereka tumbuh dewasa siapakah yang memberinya
hidup? Siapakah yang memberinya makan dan minum?
Mengapa
mereka tidak berpikir tentang udara yang selalu mereka hirup setiap hari?
Mengapa mereka tidak berpikir tentang mata mereka yang dapat berkedip? Mengapa
mereka tidak berpikir tentang kelima indera mereka yang dapat berfungsi dengan
baik?
Mengapa
mereka tidak berpikir tentang bumi yang mereka diami ini, yang lapisan kulitnya
sangat tipis, yang di bawahnya ada magma yang sedang bergolak-golak, bukankah
jika Dia kehendaki Dia dapat meletuskannya hingga menembus lapisan kulit
itu?
Mengapa
mereka tidak berpikir tentang benda-benda langit yang bisa saling berbenturan
lalu menghantam bumi, jika Dia menghendaki? Kita hidup di tengah-tengah tempat
yang sangat rawan dari bencana, tapi karena kasih sayang Allah semuanya itu
tidak terjadi. Mengapa mereka tidak berpikir?!
Lihatlah!
Rasakanlah! Betapa kebaikan Allah tersebar dimana-mana, mulai dari semut,
cacing tanah, hingga gajah. Tetapi mengapa sebagian dari kita menganggap
terlepasnya satu nikmat menandakan Allah tidak sayang padanya? Dikemanakan
jutaan nikmat-Nya yang lain??
Komentar
Posting Komentar