Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2022

Tidak Merasa Aman dari Azab Allah

Gambar
  Orang yang beriman tidak akan merasa aman dari azab Allah. Mereka memperhatikan detail-detail dari tingkah lakunya dan berharap tidak ada sekecil apapun perbuatan dan perkataannya yang mengarah pada kemurkaan Allah. Sedangkan orang-orang kufur, mereka merasa aman dari azab Allah. Sebagian mereka bahkan, dengan lisan mereka, berani menantang Allah menurunkan azab kepada diri mereka sendiri. Lalu Allah turunkan azab kepada mereka dalam waktu yang tidak disangka dan diduga. Episode kekufuran mereka tidak hanya berhenti sampai disini. Sebagian mereka mati karena azab Allah itu, sebagian lagi Allah berikan kesempatan hidup, agar yang bersangkutan bersyukur dan sadar diri dari apa yang selama ini dilakukan. Ada yang sadar. Ada yang tidak sadar alias menjadi-jadi "kegilaannya". Artinya mari kita tunggu azab Allah yang lebih dahsyat lagi terhadap orang ini. Sebagaimana janji-Nya: "Allah telah mengunci hati dan pendengaran mereka. Pada penglihatan mereka ada penutup, dan bagi

Status WA 14

Gambar
1.Buya HAMKA Rahimahullah ketika teringat mendiang istrinya, beliau bersenandung. Tapi jika tidak kuat lagi menahan rindu, beliau berwudhu, shalat taubat dan kemudian membaca Al Quran 5-6 jam. Tujuannya adalah berupaya mengalihkan dan memusatkan pikiran dan kecintaan beliau semata-mata kepada Allah. Beliau takut kecintaan kepada istrinya melebihi kecintaannya kepada Allah. 2. Saya pernah berpikir bagaimana cara para ulama salaf seperti Imam Asy Syafi'i bisa mengkhatamkan Al Quran 60x di bulan Ramadhan. Saya coba membaca dengan cepat sebisa saya, paling cepat 1 juz 30 menit. Jadi butuh 15 jam untuk mengkhatamkan Alquran. Agak sulit sepertinya. Kecepatan itu ternyata tergantung juga dari hafalan dan seringnya kita membaca Alquran. Imam Syafi'i di hari biasa mampu mengkhatamkan 30x dalam sebulan. Jadi, saat Imam Syafi'i mengkhatamkan 60x dibulan Ramadhan, beliau membacanya dengan cepat ( hadar ) karena sudah sangat kuat hafalannya, melekat bersamaan dengan tajwid, tidak berbua

Bisakah Akhlak Manusia Berubah Menjadi Baik? (Bagian 1)

Gambar
Sebagian orang yang merasa berat dalam bersikap serius dan berlatih dengan tekun menduga bahwa perubahan akhlak tidak bisa dibayangkan akan terjadi. Seandainya dugaan itu benar, akan sia-sialah arahan, nasehat, dan pembinaan. Bagaimana hal ini diingkari dalam diri manusia?  Perilaku binatang saja mungkin berubah ketika Allah mengarahkannya menjadi perilaku manusiawi. Anjing dengan cara makannya yang menjijikkan, bisa berubah menjadi jinak, terkendali dan bersikap manis. Kuda liar bisa menjadi jinak dan patuh. Semuanya itu adalah perubahan perilaku.  Lebih-lebih lagi dengan manusia, ia bisa berubah dengan cara melatih perilakunya. Hal itu karena hawa nafsunya tidak bisa mendominasi dan mengalahkan akalnya. Dan akal seharusnya yang justru mengendalikan dan mengalahkan hawa nafsu. Ini sangat mungkin terjadi.  Bisa jadi rasa marah menghinggapi seseorang karena tidak kuat menahannya. Dengan latihan, ia bisa kembali tenang. Itulah yang dimaksud dengan perubahan perilaku. Dengan demikian, ini