Status WA 14


1.Buya HAMKA Rahimahullah ketika teringat mendiang istrinya, beliau bersenandung. Tapi jika tidak kuat lagi menahan rindu, beliau berwudhu, shalat taubat dan kemudian membaca Al Quran 5-6 jam. Tujuannya adalah berupaya mengalihkan dan memusatkan pikiran dan kecintaan beliau semata-mata kepada Allah. Beliau takut kecintaan kepada istrinya melebihi kecintaannya kepada Allah.

2. Saya pernah berpikir bagaimana cara para ulama salaf seperti Imam Asy Syafi'i bisa mengkhatamkan Al Quran 60x di bulan Ramadhan. Saya coba membaca dengan cepat sebisa saya, paling cepat 1 juz 30 menit. Jadi butuh 15 jam untuk mengkhatamkan Alquran. Agak sulit sepertinya. Kecepatan itu ternyata tergantung juga dari hafalan dan seringnya kita membaca Alquran. Imam Syafi'i di hari biasa mampu mengkhatamkan 30x dalam sebulan. Jadi, saat Imam Syafi'i mengkhatamkan 60x dibulan Ramadhan, beliau membacanya dengan cepat (hadar) karena sudah sangat kuat hafalannya, melekat bersamaan dengan tajwid, tidak berbuat salah dalam perpindahan makhraj ke makhraj lain.

3. Seiring berjalannya waktu berubah pula segala sesuatu. Semoga berubah menjadi lebih baik, bukan lebih buruk.

4. Selama Ramadhan ini saya sedikit sekali makan nasi. Buka puasa sudah cukup dengan kurma, gorengan, dan lemontea madu. Sahur barulah makan nasi. Sayang juga masih ada makanan yang belum termakan karena saya sudah merasa kenyang dengan sedikit makanan. Saya bilang ke istri saya, lebih makanannya sederhana saja dan tidak terlalu banyak. Kelebihan uangnya bisa untuk disedekahkan. Ustadz Agung Waspodo, seorang peneliti dan sejarawan muslim, berkata: "Rasulullah sederhana dalam sahur dan berbuka, tapi mewah dalam sedekah di bulan Ramadhan."

5. Hewan-hewan liar bisa jinak dengan latihan-latihan yang tepat, yang diberikan kepadanya. Terlebih kepada manusia, pemalas bisa berubah menjadi rajin, ahli maksiat bisa berubah menjadi ahli taat, dengan latihan-latihan yang tepat dan terus menerus. Bulan puasa disebut sebagai syahrut tarbiyah karena di dalamnya ada tarbiyah, pembinaan atau latihan-latihan, yang membentuk jiwa menjadi bertakwa (laallakum tattaquun). Oleh karena itu, mari jangan sia-siakan kesempatan berharga ini di bulan yang mulia ini.

6. Sering orang mampu meminta maaf tapi sulit memaafkan kesalahan orang lain. Pernah suatu ketika Rasulullah Saw. menunjuk salah seorang sahabatnya sebagai ahli surga. Sontak hal ini membuat sahabat yang lain penasaran, tidak terkecuali Umar bin Khaththab Ra. Hingga Umar pun bermalam di rumah orang itu, ingin melihat perilaku orang tersebut dari dekat. Tidak ada yang aneh, ibadahnya juga biasa saja. Umar lalu menanyakan apa yang spesial pada diri orang itu. Sebelum tidur, katanya, saya memaafkan kesalahan orang lain terhadap diri saya.

7. Di masyarakat kita mengenal kata "syukuran" tapi tidak mengenal kata "sabaran". Maksudnya, orang yang mendapat nikmat diperintahkan untuk bersyukur. Dengan cara menampakkannya ke orang banyak, manfaatnya untuk dirasakan oleh diri kita dan juga orang lain. Bulan Ramadhan ini adalah waktu yang tepat untuk berbagi rasa syukur kepada sesama, mereka yang kekurangan, anak yatim, fakir miskin, dan para mustahiq lainnya dengan ZIS karena pahalanya yang berlipat ganda. "Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu siarkan." (QS. Adh Dhuha: 11)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Peran Hadratusy Syaikh Hasyim Asy'ari dalam Perjuangan Bangsa

Manfaat Mempelajari Tafsir Alquran

Akibat Berbuat Zalim

Tiga Sebab Keruntuhan Peradaban Islam di Andalusia

Mengapa Banyak Orang Barat Menjadi Ateis?