Bisakah Akhlak Manusia Berubah Menjadi Baik? (Bagian 1)
Sebagian orang yang merasa berat dalam bersikap serius dan berlatih dengan tekun menduga bahwa perubahan akhlak tidak bisa dibayangkan akan terjadi. Seandainya dugaan itu benar, akan sia-sialah arahan, nasehat, dan pembinaan. Bagaimana hal ini diingkari dalam diri manusia?
Perilaku binatang saja mungkin berubah ketika Allah mengarahkannya menjadi perilaku manusiawi. Anjing dengan cara makannya yang menjijikkan, bisa berubah menjadi jinak, terkendali dan bersikap manis. Kuda liar bisa menjadi jinak dan patuh. Semuanya itu adalah perubahan perilaku.
Lebih-lebih lagi dengan manusia, ia bisa berubah dengan cara melatih perilakunya. Hal itu karena hawa nafsunya tidak bisa mendominasi dan mengalahkan akalnya. Dan akal seharusnya yang justru mengendalikan dan mengalahkan hawa nafsu. Ini sangat mungkin terjadi.
Bisa jadi rasa marah menghinggapi seseorang karena tidak kuat menahannya. Dengan latihan, ia bisa kembali tenang. Itulah yang dimaksud dengan perubahan perilaku. Dengan demikian, ini menunjukkan bahwa perubahan mungkin saja terjadi dan bahwa pengalaman dan kenyataan menunjukkan dengan jelas tanpa ada keraguan sedikitpun.
Kutipan di atas adalah nasehat Imam Al Ghazali tentang pembentukan perilaku positif seseorang. Bahwa hal itu bisa saja terjadi dengan berbagai bentuk latihan yang mengarah kepadanya. Sebuah keniscayaan orang yang pemalas bisa menjadi tekun dan rajin. Sebuah keniscayaan orang yang senang melakukan maksiat menjadi orang yang membencinya.
Imam Al Ghazali mencontohkan adanya perubahan perilaku pada hewan seperti anjing dan kuda liar. Contoh yang lain bisa terjadi pada semua hewan, khususnya yang sudah ditemukan metode latihannya yang dapat merubah perilaku yang kita inginkan. Artinya, kepada hewan saja bisa, lebih-lebih kepada manusia. Artinya lagi, jangan pernah ragu dengan latihan² qurani dan sunnah nabawi yang kemudian dijelaskan panjang lebar oleh para ulama. Sehingga manusia yang menyimpang pada akhirnya menjadi lurus kembali. Berkat latihan-latihan yang membentuknya demikian.
Allah Swt. berfirman, "Jangan berputus asa dari rahmat Allah." Jangan berputus asa wahai engkau para pencuri yang ingin bertaubat, bahwa pasti ada jalannya untuk berubah menjadi lebih baik. Bahwa perilakumu yang menyimpang itu, dengan latihan-latihan yang tepat dan konsisten, akan menjadikanmu pada akhirnya sebagai ahli taubat, menyesali dan membenci perbuatan buruk, mengharapkan ampunan Allah, dan menjadi ahli taat menetapi perintah Allah dan RasulNya.
Beberapa dalil latihan pembentukan karakter seorang mukmin:
“Barangsiapa yang shalat karena Allah selama 40 hari secara berjama’ah dengan mendapatkan Takbiratul pertama (takbiratul ihramnya imam), maka ditulis untuknya dua kebebasan, yaitu kebebasan dari api neraka dan kebebasan dari sifat kemunafikan.” (HR. Tirmidzi)
Hadits ini menyebutkan angka 40 hari shalat berjamaah secara utuh dan sempurna dari awal sampai akhir. Maka manfaat yang akan dirasakannya adalah untuk akhirat: kebebasan dari api neraka. Untuk dunia: terbebas dari sifat munafik.
Hadits yang lain dalam riwayat Abu Dawud, yang mirip dengannya, tentang manfaat shalat berjamaah selama 40 hari terus menerus adalah: hatinya menjadi sumber hikmah akan tampak melalui lisannya.
Bersambung...
Komentar
Posting Komentar