Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2014

Ketika Umur Kita Bertambah

Gambar
Ketika ada yang mengucapkan, "Selamat ulangtahun!" kepada kita, sudah seharusnya perkataan itu menjadi renungan bagi kita. Bila umur kita ditakdirkan 60 tahun, dan kini usia kita sudah 35 tahun, itu artinya jatah usia kita tinggal 25 tahun lagi. Begitupun setiap tahun, bukannya bertambah, justru umur kita semakin berkurang. Setiap tahun kita hidup artinya setiap tahun kita semakin mendekat pada kematian. Seiring bertambahnya umur kita apakah juga bertambah ilmu kita, bertambah amal saleh kita, bertambah kebijaksanaan kita? Ataukah bertambahnya umur kita, bertambah dosa kita, bertambah jauh dari kebaikan, bertambah jauh dari Allah Swt? Basyr bin Al Harits berkata, “Aku pernah melewati seorang ahli ibadah di Bashroh dan ia sedang menangis. Aku bertanya, “Apa yang menyebabkanmu menangis?” Ia menjawab, “Aku menangis karena umur yang luput dariku dan atas hari yang telah berlalu, semakin dekat pula ajalku, namun belum jelas juga amalku.” ( Mujalasah wa Jawahir Al ‘Ilm , 1:

Sibuk Beribadah, Jangan Lupa Mencari Nafkah. Sibuk Mencari Nafkah, Jangan Lupa Beribadah.

Gambar
"Keinginanmu untuk melakukan at-tajrid (meninggalkan usaha-usaha mencari rezeki) sedangkan Allah mendirikanmu di dalam al-asbab (sebab-musabab, yakni melakukan usaha-usaha mencari rezeki) adalah termasuk ke dalam syahwat yang tersembunyi." Dan keinginanmu untuk berkecimpung di dalam al-asbab sedangkan Allah mendirikanmu di dalam at-tajrid pula adalah satu penurunan daripada himmah (aspirasi) yang tinggi." ( Al-Hikam 2 , Ibnu A'thaillah) Janganlah karena kesibukanmu dalam beribadah kepada-Nya menyebabkanmu enggan mencari rezeki sehingga akhirnya engkau meminta-minta kepada orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupmu sehari-hari. Permintaan itu mengakibatkan tauhidmu menjadi lemah yang merupakan pokokmu dalam meniti jalan menuju-Nya. Kejarlah akhirat, tapi jangan lupa duniamu walau engkau menginginkan sekedarnya saja. Para salafus saleh adalah orang-orang yang paling paham agama, paling dekat dengan Allah di sisi lain mereka adalah orang-orang yan

Tuntutlah Ilmu Mulai dari Buaian Hingga Liang Lahat

Gambar
Pada detik-detik terakhir ketika ajal hendak menjemput Abu Raihan Al Biruni, beliau masih ingin membahas permasalahan ilmu yang belum tuntas jawabannya. Saat detik-detik kematian beliau, ada sahabatnya yang bernama Abu Hasan al-Walwajiyi hadir menjenguknya. Beliau telah mendengar pendapat Abu Hasan tadi tentang bagian warisan nenek yang ternyata kurang tepat. Pada saat itu Abu Hasan merasa kaget dan bertanya, “Apakah dalam situasi genting semacam ini engkau masih membahas tentang pendapat saya sementara engkau hendak meninggalkan dunia ini?” Kemudian beliau menjawab, “Apakah pantas saya meninggalkan dunia ini sementara saya tahu tentang suatu masalah dan saya tidak membenarkannya?”. Yang hidup malas menuntut ilmu. Sedangkan engkau, yang mau mati, masih membahas ilmu dengan senang hati.

Meraih Kemenangan Lewat Ujian dan Cobaan

Gambar
Seorang pemimpin Islam seringkali hadir ditengah dunia yang sedang bergejolak. Nabi Muhammad Saw. lahir ditengah serangan pasukan Abrahah yang ingin menghancurkan Ka'bah. Shalahuddin Al Ayyubi lahir ditengah serbuan pasukan Salib terhadap Masjidil Aqsha. Sebagaimana juga kelahiran Utsman 1 bin Ertugrul di saat pasukan Mongol memporak porandakan pusat pemerintahan Abbasiyah di Baghdad. Kekacauan dunia saat itu telah menempa jiwa seorang mukmin. Sehingga mereka lebih mampu meli hat penderitaan saudara-saudara mereka, lebih mampu bersabar, lebih mampu melihat kekurangan dan kelemahan yang ada, sekaligus lebih mampu melihat peluang dan kesuksesan. "Apakah manusia itu mengira bahwa mereka akan dibiarkan mengatakan, "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah benar-benar mengetahui orang-orang yang jujur dan sesungguhnya Dia benar-benar mengetahui orang-orang yang dusta

Menjadikan Kritikan dan Hinaan Sebagai Cambuk Penyemangat

Gambar
Suatu saat ketika masih kecil, Malik bin Anas bersama dengan saudaranya berbincang dengan sang ayah. Saat itu sang ayah bertanya kepada keduanya mengenai ilmu. Ternyata Malik bin Anas menjawab dengan jawaban yang salah sedangkan saudaranya menjawab dengan jawaban yang benar. “Merpati telah melalaikanmu dari menuntut ilmu!” kata sang ayah kepada Malik bin Anas. Imam Malik pun amat tersinggung dengan nasehat itu, hingga akhirnya ia memilih untuk menghabiskan waktunya untuk ber guru kepada Ibnu Hurmuz selama tujuh tahun. Agar tidak terganggu belajarnya dengan Ibnu Hurmuz, Malik bin Anas pun memberi para pembantu Ibnu Hurmuz korma dan mengatakan kepada mereka, "Jika ada yang bertanya kepada kalian mengenai syeikh, katakana bahwa ia sedang sibuk”. Akhirnya, karena ketekunan Malik bin Anas dalam menuntut ilmu ia pun menjadi mujtahid besar pengasas madzhab Maliki yang diikuti madzhabnya oleh ribuan ulama besar. (lihat, Tartib Al Madarik , 1/55) Bagi orang yang pesi

Kesuksesan Butuh Pengorbanan

Gambar
Manusia memerlukan ketenangan agar ia dapat berpikir jernih. Dan berpikir jernih diperlukan agar ia dapat menjalani hidup ini dengan benar. Manusia sering mendapati masalah dalam hidupnya. Dan masalah-masalah itu sering membuatnya tidak tenang. Mereka ingin masalah-masalah itu cepat teratasi. Sebagian manusia berpikir mengatasi masalah itu dengan cara kesenangan. Mereka lantas menghabiskan waktu dengan berbuat maksiat. Mereka meminum-minuman keras, menghisap sabu-sabu, traping di diskotik, berzina dengan wanita, meminum obat-obatan penenang, bermalas-malasan dalam beramal, dan melakukan kemaksiatan lainnya. Betul mereka tenang tapi itu hanya sesaat! Setelah itu mereka kembali tidak tenang, bahkan stres atau depresi mereka bertambah! Bila lawan dari ketenangan adalah kesenangan, maka ketenangan itu sama dengan pengorbanan. Ketenangan hanya bisa diraih melalui pengorbanan. Buktinya pendahulu kita melawan penjajah, bukannya bersenang-senang dengan penjajah. Meskipun akibatn

Hijrah Di Abad Modern

Gambar
Saya pernah membaca sebuah buku bagus karya Prof. Ismail Al-Faruqi yang berjudul "Hijrah". Bukunya tipis tapi memuat gagasan yang brilyan dan patut dilaksanakan. Tapi sebelumnya izinkan saya memperkenalkan sosok Prof. Ismail Al-Faruqi terlebih dahulu. Prof. Ismail termasuk ilmuwan langka yang pernah dimiliki umat Islam di abad modern. Karena, beliau adalah perpaduan ilmuwan barat dan ulama yang alim ilmu agama. Beliau termasuk pelopor Islamisasi ilmu pen getahuan.  Ismail  Raji al Faruqi lahir di Jaffa,  Palestina  pada tanggal  1 Januari   1921 . Pada tahun 1926-1936 bersekolah di Colleges des Freres yang terletak di Libanon. Kemudian pada tahun 1941 lulus dari American University of Beirut.  Di Amerika, ia melanjutkan pendidikan Master dalam bidang filsafat di University of Indiana dan University of Harvard. Beliau  melanjutkan pendidikannya dengan mengambil gelar doktor filsafat di University of Indiana dan di Al-Azhar University pada tahun 1952. Artinya, beliau