Sibuk Beribadah, Jangan Lupa Mencari Nafkah. Sibuk Mencari Nafkah, Jangan Lupa Beribadah.
"Keinginanmu untuk
melakukan at-tajrid (meninggalkan usaha-usaha mencari rezeki) sedangkan
Allah mendirikanmu di dalam al-asbab (sebab-musabab, yakni melakukan
usaha-usaha mencari rezeki) adalah termasuk ke dalam syahwat yang
tersembunyi."
Dan keinginanmu untuk
berkecimpung di dalam al-asbab sedangkan Allah mendirikanmu di dalam at-tajrid
pula adalah satu penurunan daripada himmah (aspirasi) yang tinggi."
(Al-Hikam 2, Ibnu A'thaillah)
Janganlah karena kesibukanmu
dalam beribadah kepada-Nya menyebabkanmu enggan mencari rezeki sehingga
akhirnya engkau meminta-minta kepada orang lain untuk memenuhi kebutuhan
hidupmu sehari-hari. Permintaan itu mengakibatkan tauhidmu menjadi lemah yang
merupakan pokokmu dalam meniti jalan menuju-Nya. Kejarlah akhirat, tapi jangan
lupa duniamu walau engkau menginginkan sekedarnya saja.
Para salafus saleh adalah
orang-orang yang paling paham agama, paling dekat dengan Allah di sisi lain
mereka adalah orang-orang yang mandiri secara ekonomi. Di antara mereka ada
yang menjadi pedagang, penulis, menawarkan suatu jasa tertentu, ada yang
menjadi buruh dengan upah beberapa keping uang. Dengan kemandirian mereka
membuat mereka menjadi teladan di mata umat, yaitu tidak tunduk kepada penguasa
yang zalim, kuat menghadapi tekanan, tidak meminta-minta, dan senantiasa zuhud
terhadap apa yang ada dalam genggaman mereka.
Meminta-minta justru
melemahkan sandaranmu kepada-Nya. Itu merupakan syahwat yang dapat menjadi
pintu terjerumusnya engkau dalam syahwat-syahwat yang lainnya. Sehingga
membelenggumu; tidak mampu berjalan menuju-Nya lebih jauh lagi. Tidak mampu
melangkah pada derajat yang lebih tinggi.
Begitupun dengan orang yang
sibuk mencari nafkah dunia hingga melupakan ibadah akhirat, mereka ibarat
Qorun-Qorun baru yang kemudian dibinasakan Allah. Sibuk beribadah, jangan
membuat diri tidak mencari nafkah, dan sibuk mencari nafkah jangan lupa dengan
ibadah.
Komentar
Posting Komentar