Kehidupan Hati Orang yang Berdzikir
Rasulullah Saw bersabda, "Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Tuhannya dengan orang yang tidak berdzikir kepada Tuhannya adalah seperti orang yang hidup dengan orang yang mati." (HR. Bukhari dan Muslim)
Setiap manusia mencintai kehidupan dan takut kepada kematian. Rasulullah Saw bersabda, "Barangsiapa tidak mengingat Allah SWT, walaupun ia hidup maka keadaannya tidak berbeda dengan orang yang mati, kehidupannya adalah sia-sia."
Imam Hakim berkata, "Mengingat Allah itu melembutkan hati. Hati yang kosong dari dzikir akan menyebabkan hawa nafsu bergejolak, dan syahwat akan terbakar, sehingga hatinya menjadi keras, dan anggota badan lainnya turut menjadi keras. Dia tidak akan lagi taat kepada Allah. Jika anggota badan itu ditarik (untuk diperbaiki) maka pasti akan patah, seperti kayu yang kering yang tidak dapat bengkok, kecuali apabila dipotong atau dibakar."
Setiap manusia mencintai kehidupan dan takut kepada kematian. Rasulullah Saw bersabda, "Barangsiapa tidak mengingat Allah SWT, walaupun ia hidup maka keadaannya tidak berbeda dengan orang yang mati, kehidupannya adalah sia-sia."
Imam Hakim berkata, "Mengingat Allah itu melembutkan hati. Hati yang kosong dari dzikir akan menyebabkan hawa nafsu bergejolak, dan syahwat akan terbakar, sehingga hatinya menjadi keras, dan anggota badan lainnya turut menjadi keras. Dia tidak akan lagi taat kepada Allah. Jika anggota badan itu ditarik (untuk diperbaiki) maka pasti akan patah, seperti kayu yang kering yang tidak dapat bengkok, kecuali apabila dipotong atau dibakar."
Rasulullah Saw bersabda, "Perumpamaan rumah yang di dalamnya disebutkan nama Allah dan rumah yang di dalamnya tidak disebutkan nama Allah seperti orang yang hidup dan orang mati."
Rasulullah Saw. menganggap rumah orang yang berdzikir seperti rumah yang hidup dan semarak, sedangkan rumah orang yang lalai dan tidak berdzikir sama dengan rumah orang mati atau kuburan. Jika kita hubungkan dengan hadis pertama mencakup pengertian bahwa hati yang berdzikir seperti orang hidup yang berada di rumah orang-orang yang juga hidup, sedangkan orang yang lalai tidak mau berdzikir seperti orang mati yang berada di dalam kuburan. Tidak dapat diragukan bahwa tubuh orang-orang yang lalai merupakan kuburan bagi hati mereka dan hati mereka yang ada di dalam badannya seperti orang mati di dalam kuburan.
Dengan kata lain, mereka yang rajin berdzikir, hatinya dipenuhi dengan kebahagiaan, kedamaian, dan ketenteraman. Sebagaimana pohon yang tumbuh menghasilkan daun yang rindang dan buah-buahan yang melimpah; menyejukkan sekaligus dapat diambil manfaatnya. Sedangkan orang yang tidak berdzikir, hatinya penuh dengan kegelisahan, kesedihan, dan penderitaan. Sebagaimana pohon yang mati yang tidak memberikan manfaat apa-apa.
Komentar
Posting Komentar