Dimana Letak Keindahan Islam?
Ketika saya membaca ayat-ayat Al Qur'an, hadits-hadits Nabi dan
kisah-kisah Salafus saleh, saya dapati kenyataan yang luarbiasa.
Bagaimana para sahabat dan salafus saleh mengamalkan Al Quran dan As
Sunnah. Ada seorang sahabat Nabi yang mempelajari sepuluh ayat kemudian
mengamalkannya. Dan seterusnya sampai semuanya dapat dipelajari dan
diamalkan. Itulah umat terbaik yang pernah ada di dunia. Yaitu karena
kemampuan mereka dalam mengamalkan Al Quran dan As Sunnah. Semuanya itu terlihat sangat ideal dimata saya.
Keindahan islam itu tampak ketika kaum muslimin mengamalkan
ajaran-ajarannya. Kita tidak akan merasakan nikmatnya ghadul Bashar
sampai kita benar-benar menundukkan pandangan dari yang diharamkan. Kita
tidak akan merasakan nikmatnya berzikir sebelum kita banyak berzikir.
Kita tidak akan merasakan nikmatnya shalat sebelum kita dapat shalat
dengan khusyu. Dan seterusnya. Begitulah nikmatnya amal adalah hasil
dari ilmu dan amal.
Syaikh Abdurrozaq Al Badr bercerita, sebagaimana dituturkan ust Firanda Andirja. Beliau pernah mengunjungi suatu kampung yang terkenal memiliki banyak penuntut ilmu. Maka beliau pun shalat di masjid tersebut. Di sana, beliau bertemu seorang kakek, lantas beliau berkata seraya memberi kabar gembira kepada sang Kakek, “Masya Allah, kampung Kakek banyak sekali penuntut ilmu.”
Tapi, sang Kakek malah menimpali dengan perkataan sinis, “Tidak ada tullabul ‘ilm (para penuntut ilmu) di kampung ini. Sebab, orang yang tidak shalat shubuh berjamaah bukan penuntut ilmu!”
Syaikh Abdurrozaq tertegun mendengar kalimat sang Kakek. Rupanya benar, banyak penuntut ilmu di kampung tersebut tidak menghadiri shalat shubuh berjamaah. Syaikh pun membenarkan perkataan sang Kakek, “Anda benar, bahwa ilmu itu untuk diamalkan. Bahkan bisa jadi kita mendapatkan seorang penuntut ilmu semalam suntuk membahas tentang hadits-hadits Nabi yang menunjukkan keutamaan shalat Shubuh secara berjamaah, bahkan bisa jadi dia menghafalkan hadits-hadits tersebut di luar kepalanya. Akan tetapi tatkala tiba waktu mengamalkan hadits-hadits yang dihafalkannya itu, dia tidak mengamalkannya, malah ketiduran, tidak shalat shubuh berjamaah.”
Apakah kita akan seperti itu yang sehari-hari hanya disibukkan oleh ilmu tanpa mau mengamalkannya? Padahal tujuan ilmu adalah amal, bukan ilmu itu sendiri.
Rasulullah saw. bersabda: "Al-Quran akan menjadi hujjah (yang akan membela) engkau atau akan menjadi bumerang yang akan menyerangmu." (HR. Muslim)
Artinya, Al Qur'an akan sangat bermanfaat jika diamalkan. Sebaliknya jika tidak kita amalkan malah akan mencelakakan kita di dunia dan di akhirat. Nikmatnya Al Qur'an hanya bisa dirasakan bagi mereka yang mengamalkannya. Islam adalah energi positif yang luar biasa dahsyatnya bagi orang yang memandangnya seperti itu. Sebaliknya, ia hanya menimbulkan keburukan bagi orang yang memandang Islam dengan negatif meskipun dirinya mengaku sebagai muslim.
Syaikh Abdurrozaq Al Badr bercerita, sebagaimana dituturkan ust Firanda Andirja. Beliau pernah mengunjungi suatu kampung yang terkenal memiliki banyak penuntut ilmu. Maka beliau pun shalat di masjid tersebut. Di sana, beliau bertemu seorang kakek, lantas beliau berkata seraya memberi kabar gembira kepada sang Kakek, “Masya Allah, kampung Kakek banyak sekali penuntut ilmu.”
Tapi, sang Kakek malah menimpali dengan perkataan sinis, “Tidak ada tullabul ‘ilm (para penuntut ilmu) di kampung ini. Sebab, orang yang tidak shalat shubuh berjamaah bukan penuntut ilmu!”
Syaikh Abdurrozaq tertegun mendengar kalimat sang Kakek. Rupanya benar, banyak penuntut ilmu di kampung tersebut tidak menghadiri shalat shubuh berjamaah. Syaikh pun membenarkan perkataan sang Kakek, “Anda benar, bahwa ilmu itu untuk diamalkan. Bahkan bisa jadi kita mendapatkan seorang penuntut ilmu semalam suntuk membahas tentang hadits-hadits Nabi yang menunjukkan keutamaan shalat Shubuh secara berjamaah, bahkan bisa jadi dia menghafalkan hadits-hadits tersebut di luar kepalanya. Akan tetapi tatkala tiba waktu mengamalkan hadits-hadits yang dihafalkannya itu, dia tidak mengamalkannya, malah ketiduran, tidak shalat shubuh berjamaah.”
Apakah kita akan seperti itu yang sehari-hari hanya disibukkan oleh ilmu tanpa mau mengamalkannya? Padahal tujuan ilmu adalah amal, bukan ilmu itu sendiri.
Rasulullah saw. bersabda: "Al-Quran akan menjadi hujjah (yang akan membela) engkau atau akan menjadi bumerang yang akan menyerangmu." (HR. Muslim)
Artinya, Al Qur'an akan sangat bermanfaat jika diamalkan. Sebaliknya jika tidak kita amalkan malah akan mencelakakan kita di dunia dan di akhirat. Nikmatnya Al Qur'an hanya bisa dirasakan bagi mereka yang mengamalkannya. Islam adalah energi positif yang luar biasa dahsyatnya bagi orang yang memandangnya seperti itu. Sebaliknya, ia hanya menimbulkan keburukan bagi orang yang memandang Islam dengan negatif meskipun dirinya mengaku sebagai muslim.
Komentar
Posting Komentar