Jihad Mursi Untuk Rakyat Suriah
Hanya pemerintah Mesir di masa
kepemimpinan Muhammad Mursi yang berani dan terang-terangan mendukung oposisi
Suriah. Mursi telah mengusir dubes Suriah dan membentuk komite jihad yang para
anggotanya terdiri dari tokoh-tokoh lintas negara seperti DR. Yusuf Al
Qaradhawi, DR. Muhammad Al Arifi, DR. Sholah Sulthan, DR. Shofwat Hijazy, DR.
Hasan Syafi'i, dan ulama lainnya. Mursi juga membuat kebijakan positif dalam
melindungi pengungsi Suriah yang masuk Mesir.
Kebijakan Mursi ini kabarnya
membuat kalangan militer Mesir yang dekat dengan Bashar Al-Asad Asy Syi'i
meradang. Sementara itu negara-negara seperti Arab Saudi, Kuwait, & Uni
Emirat Arab yang sangat mendukung kudeta terhadap Mursi hanya omdo saja.
Dukungan mereka terhadap oposisi Suriah tidak kongkrit. Kemungkinan besar
ketidakkongkritan ini terjadi karena ternyata di medan perlawanan Suriah yang
banyak berjihad adalah para aktivis Ikhwanul Muslimin.
Arab Saudi-UEA-Kuwait tidak
fokus membantu umat Islam di Suriah. Mereka malah sibuk mengurus bagaimana
merebut pengaruh perlawanan dari tangan Ikhwanul Muslimin. Caranya adalah,
mengganti pimpinan oposisi dari kalangan ikhwan dengan tokoh yang dekat dengan
mereka. Sedangkan tokoh itu jauh sekali dari medan perjuangan.
Selama ini dukungan
negara-negara Barat terhadap kelompok oposisi Suriah juga nonsense. Pengiriman
senjata mereka untuk oposisi Suriah hanya gosip belaka. Biasanya yang
menggembor-gemborkannya adalah kaum Syiah Rofidhoh. Pengakuan komandan tempur
gerakan perlawanan menyebutkan bahwa pengiriman senjata hanya dusta belaka.
Meskipun mereka sendiri mengakui sangat mengharapkan bantuan senjata itu. Dan
juga menurut Menlu Rusia, Amerika Serikat lebih setuju mempertahankan rezim
Bashar ketimbang mendukung kelompok perlawanan yang mayoritasnya adalah aktivis
pergerakan Islam.
Maka tidaklah heran, salah
satu tokoh yang paling senang dengan kudeta terhadap Mursi adalah Bashar
Al-Asad. Dia mengatakan lengsernya Mursi merupakan berakhirnya kekuatan politik
Islam. Karena dukungan Mursi terhadap oposisi sangat kuat pengaruhnya untuk
menggulingkan Bashar Al-Asad dari tampuk kekuasaan. Tampaknya pula Bashar
mengirim sinyal-sinyal ke negara-negara tetangga jika musuh besar yang kini
mereka hadapi sesungguhnya adalah Ikhwanul Muslimin, bukan Suriah, Iran atau
bahkan Israel.
Kesimpulannya, kudeta terhadap
Muhammad Mursi oleh militer Mesir adalah tragedi demokrasi, tragedi
kemanusiaan, dan tragedi keadilan yang disaksikan oleh dunia. Muhammad Mursi
dan Ikhwanul Muslimin telah menjadi target serangan besar-besaran oleh berbagai
kepentingan dunia yang congkak dan zalim. Oleh karena itu, seluruh kaum
muslimin harus mendukung Mursi dan gerakan Ikhwanul Muslimin. Sebagai dukungan
untuk kemaslahatan umat yang lebih besar. Semoga Allah menyelamatkan Mursi,
kaum muslimin Mesir, dan menghancurkan rezim kudeta.
Komentar
Posting Komentar