Sunni-Syiah, Bisakah Bersatu?
Apa pandangan saya terkait
Syiah? Saya seorang sunni. Ketika saya melihat syiah, apakah saya melihat
adanya perbedaan di dalamnya? Bila berbeda, apakah perbedaan itu hanya masalah
furu seperti halnya perbedaan mazhab fikih yang empat atau ia terkait dengan
ushul agama seperti halnya perbedaan antar agama?
Untuk memulai bahasan ini, saya ingin memulai satu pertanyaan, dalam sejarah, pernahkah syiah dan sunni hidup berdampingan, misalnya saling bersahabat baik? Atau mereka hidup dalam peperangan? Mengapa Daulah Shafawiyah yang syiah memerangi Daulah Utsmaniyah yang sunni? Begitupun sebaliknya. Mengapa Daulah Fathimiyah yang syiah memerangi ahlussunnah hingga menguasai Mesir dan Syam? Dan, mengapa juga Sultan Nuruddin Zanki dan Sultan Shalahuddin Al Ayyubi yang sunni memerangi Daulah Fathimiyah hingga mengusirnya dari Mesir? Mengapa pula Daulah Mamlukiyah yang sunni merombak total kurikulum pendidikan Al Azhar yang semula syiah menjadi sunni? Kenapa terjadi peperangan antara sultan syiah dengan sultan sunni di Peureulak Aceh, sehingga karena berlarut-larutnya peperangan tersebut, akhirnya keduanya bersepakat membagi Aceh Peurelak menjadi dua bagian: Perlak Pesisir (Syiah) dipimpin oleh Sultan Alaiddin Syed Maulana Shah, dan Perlak Pedalaman (Sunni) dipimpin oleh Sultan Makhdum Alaiddin Malik Ibrahim Shah Johan Berdaulat (1).
Untuk memulai bahasan ini, saya ingin memulai satu pertanyaan, dalam sejarah, pernahkah syiah dan sunni hidup berdampingan, misalnya saling bersahabat baik? Atau mereka hidup dalam peperangan? Mengapa Daulah Shafawiyah yang syiah memerangi Daulah Utsmaniyah yang sunni? Begitupun sebaliknya. Mengapa Daulah Fathimiyah yang syiah memerangi ahlussunnah hingga menguasai Mesir dan Syam? Dan, mengapa juga Sultan Nuruddin Zanki dan Sultan Shalahuddin Al Ayyubi yang sunni memerangi Daulah Fathimiyah hingga mengusirnya dari Mesir? Mengapa pula Daulah Mamlukiyah yang sunni merombak total kurikulum pendidikan Al Azhar yang semula syiah menjadi sunni? Kenapa terjadi peperangan antara sultan syiah dengan sultan sunni di Peureulak Aceh, sehingga karena berlarut-larutnya peperangan tersebut, akhirnya keduanya bersepakat membagi Aceh Peurelak menjadi dua bagian: Perlak Pesisir (Syiah) dipimpin oleh Sultan Alaiddin Syed Maulana Shah, dan Perlak Pedalaman (Sunni) dipimpin oleh Sultan Makhdum Alaiddin Malik Ibrahim Shah Johan Berdaulat (1).
Hingga kini, sebagaimana yang dikatakan Ustadz Fahmi Salim (alumni Al Azhar), Al Azhar tidak pernah mengajarkan fikih selain fikih yang empat. Pada tahun 60 an pernah diwacanakan pengajaran fikih ja'fari yang syiah namun tidak pernah terwujud karena banyak ditentang para Ulama guru besar syariah di Al-Azhar (2). Artinya, Al Azhar ingin mengokohkan institusinya sebagai 100% ahlussunnah.
Sampai disini saja kita bisa menyimpulkan bahwa Syiah dengan ahlussunnah seperti antara minyak dengan air, mana mungkin bisa bersatu. Ini baru membahas sejarahnya, belum lagi isi ajarannya!
(1) https://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Peureulak
(2) https://www.islampos.com/taqrib-sunni-syiah-dan-sikap-para…/
Syiah kok ada sejak jaman Umar, yg punya situs zionis ini, syiah keturunan Nabi dan pelindung keturunan nabi, fitnah zionis kalian basi
BalasHapus