Qadi Zada: Ilmuwan Besar Daulah Utsmani dan Guru Ulugh Beg

 


1. Nama lengkapnya adalah Shalahuddin Musa. Biasa dipanggil dengan nama "Qadi Zada" yang berarti anak seorang hakim. Karena ayahnya seorang hakim. 

2. Lahir di Bursa wilayah Daulah Utsmani tahun 1364 dan wafat di Samarkand wilayah Daulah Timurid  tahun 1436. Artinya, dia adalah seorang astronom dan matematikawan asal Utsmani tapi bekerja sebagai ilmuwan di observatorium Ulugh Beg di Samarkand.

3. Melihat minatnya yang besar terhadap ilmu astronomi dan matematika, gurunya, Mulla Syamsuddin Al Fanari, seorang Qadi di Bursa, menyarankannya untuk pergi ke pusat kebudayaan Kerajaan Khurasan atau Transoxania. Dengan demikian Qadi bisa belajar sains disana lebih baik. Guna memuluskan jalan muridnya ini, Al Fanari juga membekali muridnya dengan buku Emmuzeg al-Ulum (Tipe-tipe Ilmu Pengetahuan), sebagai tanda bahwa dia adalah seorang pelajar.

4. Tapi Qadi Zada baru berangkat ke wilayah-wilayah itu sekitar 1407. Tidak jelas mengapa dia menunggu begitu lama sampai saat ini usianya sudah lebih dari empat puluh tahun, sebenarnya bukan seorang pemuda yang berangkat untuk memulai karier. Dia telah mendapatkan reputasi yang baik sebagai ahli matematika yang telah menulis sebuah risalah penting tentang aritmatika, yang dia buat di Bursa pada tahun 1383

5. Keterlambatannya ke Daulah Timurid bisa jadi karena faktor penguasa Timurid saat itu, yakni Timurlenk. Seorang penguasa otoriter yang wafat tahun 1405. Tahun 1407 Daulah Timurid dipimpin oleh Shahrukh, anak Timurlenk yang terkenal kesalehannya. Dan keberangkatan Qadi Zada kemungkinan bertepatan dengan beralihnya kekuasaan Timurid ke tangan Shahrukh. 

6. Pada tahun 1410, Qadi Zada bertemu Ulugh Beg, anak Shahrukh, di Samarkand. Ulugh Beg saat itu masih berusia 17 tahun tapi sudah menjadi gubernur Samarkand. Saat itu Ulugh Beg sudah menunjukkan minat yang mendalam pada dunia ilmu pengetahuan khususnya matematika dan astronomi.

7. Qadi Zada ​​menulis sejumlah komentar tentang karya matematika dan astronomi selama tahun-tahun pertamanya di Samarkand. Ini tampaknya telah ditulis untuk Ulugh Beg dan tampaknya Qadi Zada ​​memproduksi materi sebagai guru dari matematikawan muda yang brilian. 

8. Qadi Zada menulis buku yang mengomentari tentang ringkasan astronom Al-Jaghmini. Buku kedua adalah syarah (komentar) tentang karya Al Samarqandi. Komentar kedua ini adalah tentang karya pendek terkenal  Al Samarqandi yang hanya terdiri dari 20 halaman di mana dia membahas 35 proposisi EuclidQadi juga menulis komentar terhadap risalah astronomi karya ilmuwan besar Nashiruddin Ath Thusi. Selain itu, dia juga menulis sebuah risalah mengenai masalah menghadapi Makkah, di mana masalah penting tersebut banyak didiskusikan oleh para astronom dan ahli matematika Muslim. 

9. Qadi Zada mendorong Ulugh Beg untuk mendirikan sebuah universitas besar di Samarkand. Proyek ini selesai tahun 1420. Selain Qadi Zada, Ulugh Beg mengundang Al Kashi untuk bergabung dengan universitas ini, serta sekitar enam puluh ilmuwan lainnya. 

10. Pekerjaan utama yang dilakukan di Observatorium di Samarkand adalah produksi Katalog bintang-bintang, katalog bintang komprehensif pertama sejak Ptolemeus. Katalog bintang ini, Zij-i Sultani, menetapkan standar untuk karya-karya semacam itu hingga abad ketujuh belas. Diterbitkan pada 1437 , pada tahun setelah kematian Qadi Zada, itu menyebutkan posisi 992 bintang. Katalog tersebut merupakan upaya kolaboratif oleh sejumlah ilmuwan yang bekerja di Observatorium, tetapi kontributor utamanya pasti Ulugh Beg, Al Kashi, dan Qadi Zada. Selain tabel observasi yang dibuat di Observatorium, karya tersebut berisi perhitungan kalender dan hasil trigonometri. Katalog ini telah digunakan selama berabad-abad kemudian.

Ket: Foto kampus universitas Samarkand tempat Qadi Zada mengajar. 


Sumber:

https://mathshistory.st-andrews.ac.uk/Biographies/Qadi_Zada/#:~:text=Qadi%20Zada%20was%20an%20Islamic%20mathematician%20who%20wrote,of%20commentaries%20of%20works%20on%20mathematics%20and%20astronomy.

https://en.wikipedia.org/wiki/Q%C4%81%E1%B8%8D%C4%AB_Z%C4%81da_al-R%C5%ABm%C4%AB

https://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/khazanah/09/09/30/78835-qadi-zada-alrumi-saintis-terkemuka-dari-dinasti-timurid

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Peran Hadratusy Syaikh Hasyim Asy'ari dalam Perjuangan Bangsa

Manfaat Mempelajari Tafsir Alquran

Akibat Berbuat Zalim

Tiga Sebab Keruntuhan Peradaban Islam di Andalusia

Mengapa Banyak Orang Barat Menjadi Ateis?