Islam Menolak Rasisme


 Disaat banyak tentara tewas di Papua, beberapa tokoh pendukung Jokowi malah melakukan blunder menghina orang Papua dengan rasisme. Para tentara itu berusaha menjaga perdamaian, hancur karena ulah orang-orang bodoh. Memang bejana merembes sesuai isinya.

Tidak boleh ada orang Indonesia merasa lebih baik daripada yang lain. Tidak boleh ada yang berkulit putih merasa lebih baik daripada yang berkulit hitam kemudian menghinanya. Di mata hukum semuanya sama dan sejajar.
Di zaman dulu pernah ada kejadian menarik tentang penghapusan diskriminasi sosial, rasisme dan intimidasi berdasarkan suku dan ras. Yaitu saat Abu Dzar Al Ghifari bertengkar dengan Bilal sampai keluar kata-kata: "Dasar kulit hitam!"
Bilal tersinggung dan lalu melaporkannya kepada Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam. Rasul menegur Abu Dzar sangat keras, dengan kata-kata: "Sungguh dalam dirimu masih terdapat jahiliyah!"
Mendapat "tamparan" seperti itu, hati Abu Dzar menjadi galau. Karena yang berkata adalah Sang Utusan Allah. Bagaimana mungkin teguran itu keluar sementara dirinya tidak melakukan kesalahan yang berat.
Abu Dzar menangis dan memohon kepada Allah SWT. Ia menyesali tindakan diskriminatifnya. Ia pun berjanji di hadapan Nabi untuk tidak mengulanginya dan segera memohon maaf kepada Bilal.
Abu Dzar pun mendatangi Bilal lalu tersungkur bersujud dan memohon Bilal untuk menginjak wajahnya. Ia menempelkan pipinya diatas tanah yang berdebu dan dilumpurkannya pasir kewajahnya berharap Bilal mau menginjaknya. Berulang kali Abu Dzar memohon agar Bilal menginjak wajahnya.
“Injaklah wajahku, wahai Bilal! Injak wajahku! Injak wajahku Bilal! Demi Allah Injaklah wajahku, wahai Bilal! Aku berharap dengannya Allah akan mengampuniku dan mengampuni sifat jahiliyah dari jiwaku!”
Namun Bilal tetap berdiri kukuh pada tempatnya. Bahkan Bilal menangis mendapati Abu Dzar sedemikian terpukulnya. Ia kemudian berkata, “Semoga Allah mengampunimu, Abu Dzar. Aku tidak akan pernah menginjakkan kakiku di muka yang penuh cahaya sujud pada Allah itu.” Keduanya lalu menangis dan akhirnya berpelukan.
"Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti." (QS: Al-Hujurat: 13).
Ayat di atas didahului dengan ayat: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik.” (QS. Al Hujurat: 11).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Peran Hadratusy Syaikh Hasyim Asy'ari dalam Perjuangan Bangsa

Manfaat Mempelajari Tafsir Alquran

Akibat Berbuat Zalim

Tiga Sebab Keruntuhan Peradaban Islam di Andalusia

Mengapa Banyak Orang Barat Menjadi Ateis?