Jomblo tapi Bahagia
Alhamdulillah
saya sudah pernah menamatkan membaca kitab Riyadhus Shalihin dan Al
Adzkar karya Imam Nawawi rahimahullah.
Seringkali ketika saya membacanya, saya mengingat sejarah kehidupan Imam
Nawawi. Membuat saya terkesima dengan pencapaian yang telah beliau raih. Usia
42 tahun beliau wafat. Usia yang tergolong masih muda bila dibandingkan
kebanyakan ulama pada umumnya. Namun keilmuan beliau sungguh luar biasa
banyaknya. Hal ini ditunjukkan dengan karya tulis beliau yang sangat banyak dan
berjilid-jilid tebalnya. Tidak hanya itu, hampir semua karya beliau menjadi
rujukan utama para ulama dari zamannya hingga kini. Membuktikan dari segi
keilmuan, kepakaran beliau sudah tidak diragukan lagi.
Mengenai
diri beliau, secara singkat dapat kita baca dari keterangan berikut ini:
Imam
Adz-Dzahabi mengatakan, "Beliau adalah profil manusia yang berpola hidup
sangat sederhana dan anti kemewahan. Beliau adalah sosok manusia yang bertakwa,
merasa cukup dengan apa yang ada, menjaga diri dari yang haram, memiliki
perasaan selalu merasa di awasi Allah baik di saat sepi maupun ramai. Beliau
tidak menyukai kesenangan pribadi seperti berpakaian indah, makan-minum lezat,
dan tampil mentereng. Makanan beliau adalah roti dengan lauk seadanya. Pakaian
beliau adalah pakaian yang seadanya, dan tempat tidur beliau hanyalah kulit
yang disamak."
Abul
Abbas bin Faraj berkata, "Syaikh (An-Nawawi) telah berhasil meraih tiga
tingkatan yang mana satu tingkatan saja jika orang biasa berusaha untuk
meraihnya, tentu akan merasa sulit. Tingkatan pertama adalah ilmu yang dalam
dan luas. Tingkatan kedua adalah zuhud yang sangat. Tingkatan ketiga adalah
keberanian dan kepiawaiannya dalam beramar ma'ruf nahi munkar."
Ibnu
Al-Aththar berkata, "Guru kami, An-Nawawi, di samping selalu bermujahadah,
menjaga diri dari yang diharamkan, senang mendekatkan diri kepada Allah, dan
mensucikan jiwanya, beliau adalah seorang yang hafal banyak hadits,
bidang-bidangnya, rijalnya, dan ma'rifat shahih dan dhaif-nya. Beliau juga
seorang imam dalam madzhab fikih."
Ibnu
Al-Aththar juga berkata, "Guru kami, An-Nawawi, menceritakan kepadaku
bahwa beliau tidak pernah sama sekali menyia-nyiakan waktu, tidak di waktu
malam atau di waktu siang bahkan sampai di jalan, beliau terus dalam menelaah
dan menghafal."
Rasyid
bin Muallim berkata, "Syaikh Muhyiddin An-Nawawi sangat jarang masuk kamar
kecil, sangat sedikit makan dan minumnya, sangat takut mendapat penyakit yang
menghalangi kesibukannya, sangat menghindari buah-buahan dan mentimun karena
takut membasahkan jasadnya dan membawa tidur. Beliau sehari semalam makan
sekali dan minum seteguk air di waktu sahur."
Quthbuddin
Al-Yuniny berkata, "Beliau adalah teladan zamannya dalam ilmu, menjaga
diri dari yang diharamkan, ahli ibadah, dan zuhud."
Syamsuddin
bin Fakhruddin Al-Hanbaly berkata, "Beliau adalah seorang imam yang
menonjol, hafidz yang mutqin, sangat menjaga diri dari yang diharamkan dan
zuhud."
Imam
Nawawi hingga akhir hayatnya tidak menikah. Namun beliau menjalani kehidupan
dengan penuh kebahagiaan. Beliau benar-benar mewakafkan usianya untuk berdzikir
kepada Allah, menuntut ilmu, mengajar, dan menulis kitab tanpa ada yang
menghalangi, tanpa ada yang menakut-nakutinya. Usianya yang singkat benar-benar
berkah. Ilmunya pun kemudian menjadi berkah. Hingga kini karya-karyanya telah
menjadi amal jariyah bagi beliau.
Sahabatku,
kesendirian anda janganlah anda tangisi. Karena bisa jadi kesendirian anda saat
ini jauh lebih bermanfaat bagi anda dan orang lain. Kesendirian Anda maupun
kebersamaan Anda bersama pasangan hidup Anda, adalah ujian bagi Anda.
Sebagaimana juga mereka yang telah memiliki anak maupun yang belum memiliki
anak; sama-sama sedang di uji Allah. Yang satu diuji dengan sifat amanah, dan
yang kedua diuji dengan sifat sabar. Isilah waktu-waktu anda dengan kesibukan
yang bermanfaat. Jauhkan diri anda dari maksiat. Tutuplah hari-hari anda dengan
kebahagiaan. Semoga Allah memberkahi hidup anda.
Komentar
Posting Komentar