Senantiasa Hidup Berkat Buku yang Ditulis
Imam
Syafi'i berkata tentang Imam Laits bin Sa'd bahwa Imam Laits lebih fakih
ketimbang Imam Malik.
Imam
Syafi'i berani berkata demikian karena beliau telah berguru kepada kedua ulama
tersebut. Dari sana beliau mampu menilai mana yang lebih fakih di antara
keduanya.
Yang
menjadi pertanyaan adalah, siapakah Imam Laits yang dikatakan Imam Syafi'i
sebagai ulama yang lebih fakih ketimbang Imam Malik? Mengapa beliau tidak
termasuk di antara Imam Madzhab fikih yang ada hingga sekarang ini?
Imam
Laits adalah ulama besar yang tinggal di Mesir. Beliau adalah ahli hadits,
fikih, ushul fikih, dan tafsir. Sekaligus pedagang yang kaya raya namun hidup
zuhud dan wara. Walaupun dikenal sebagai ulama yang fakih namun sayangnya
beliau tidak menulis satupun buku. Kalaupun ada karya tulis yang dinisbatkan
kepada beliau, itupun ditulis oleh murid-murid beliau dan itupun sangat sedikit
jumlahnya. Pemikirannya yang besar hanya bisa didapat dari buku-buku yang
dikutip secara terpisah-pisah sehingga seringkali tidak dapat menampilkan
pemikirannya secara utuh dan konfrehensif.
Berbeda
dengan Imam Malik yang rajin menulis dan pemikirannya juga banyak dibukukan
oleh para murid dan pengikutnya. Sehingga namanya terus dikenang sebagai salah
satu Imam fikih paling terkemuka sepanjang sejarah.
Begitupun
dengan imam madzhab fikih yang lainnya, mereka semua dikenal karena masih
adanya pemikiran mereka yang tersimpan dalam buku yang mereka dan
murid-muridnya tulis. Buku-buku seperti itu masih saja terus ditulis dengan
ijtihad yang diambil dari pokok-pokok fikih imam madzhab. Para ulama hingga
kini berlomba-lomba menulis buku terkait dengan madzhab yang dianutnya.
Imam
Abu Hanifah, Imam Syafi'i, Imam Malik, Imam Ahmad, Imam Al Ghazali, Imam
Nawawi, dan ulama-ulama lainnya, nama-namanya begitu dikenal dalam sejarah.
Mereka akan selalu hidup di benak sanubari kaum muslimin berkat karya-karya
yang telah mereka tulis.
Komentar
Posting Komentar