Dahsyatnya Amal Seorang Mukmin (2)
Sayyid
Quthb dalam Fizhilalil Quran menjelaskan makna surat Al Ashr dengan sangat indah.
Katanya, seorang mukmin dengan amalnya ibarat bunga yang tidak kuasa menahan
wewangiannya.
Sejarah
peradaban Islam yang agung telah menggambarkan kepada kita tentang kehebatan
dan kedahsyatannya dalam berkarya. Gedung-gedung dengan nilai seni dan
arsitektur tinggi bertebaran di mana-mana dan menjadi sejarah dunia yang elok
untuk disaksikan. Buku-buku yang ditulis oleh para ulama begitu banyak
jumlahnya dan sebagian di antaranya masih bisa kita baca hingga kini.
Tapak-tapaknya masih terasa menunjukkan betapa besar dan hebatnya peradaban
pada saat itu.
Semangat
itu tidak lain muncul dari keimanan yang kokoh dan kuat. Bila saja 313 muslim
tidak mau berperang melawan kafir Quraisy yang jumlahnya lebih dari seribu
orang pada perang Badar, maka berhentilah peradaban itu. Bila Thariq bin Ziyad
dengan bala tentaranya yang tidak begitu banyak tidak berani menyerang
orang-orang kafir Spanyol, maka terputuslah Eropa dari mengenal Islam.
Bila
Muhammad Al Fatih dan pasukannya berhenti untuk melanjutkan penyerangan
terhadap Konstantinopel, maka mungkin kita tidak akan menyaksikan
Konstantinopel berubah nama menjadi Istambul (di ambil dari kata "Islambul"
yang artinya "kota Islam").
Bila
saja Ibnu Taimiyah berhenti berkarya karena dijebloskan ke dalam penjara,
mungkin kita tidak mengenal Kitab Majmu
Fatawa, salah satu karya hebat
dibidang ilmu fikih. Begitupun dengan Sayyid Quthb, di penjara justru
menghasilkan karya legendarisnya Fizhilalil
Quran, HAMKA menghasilkan karya
agungnya Tafsir Al Azhar yang tebal dari kedua kitab itu bila digabungkan
mencapai satu meter. Begitupun yang terjadi pada Aidh Al Qarni, keimanan yang
ada dalam dirinya justru mengobarkan semangatnya untuk terus berkarya meskipun
di dalam penjara. Maka lahirlah kitab La Tahzan yang kesohor
itu.
Beberapa
waktu lalu saya membaca berita tentang mahasiswi berprestasi, anak tukang becak
yang miskin. Dia meraih prestasi tertinggi dikampusnya dengan IPK 3,9. Ketika
ditanya apa rahasianya bisa sukses dalam belajar. Jawabannya, selalu
mengulang-ulang pelajaran yang di dapat, tilawah satu hari satu juz, shalat
tahajud, dan shalat dhuha. Jawabannya sederhana tapi sungguh bermakna.
Kebiasaan-kebiasaan itu membentuk karakternya, mengisi baterai jiwanya,
mengobarkan semangatnya. Karena yang menghidupkan hati yang malas adalah Allah,
yang membuka khazanah pengetahuan adalah Allah. Kemiskinan bukanlah penghalang
dari kemuliaan. Tapi yang menjadi penghalang seseorang meraih kemuliaan adalah
kemaksiatan yang dilakukannya.
Orang-orang
berprestasi tidak mungkin didapat dari pelaku maksiat, pelajar yang sering
tawuran, suka bolos, dan malas belajar. Tapi ia bisa saja didapat dari
rumah-rumah semi permanen, para pelajar yang berjalan kaki berkilo-kilo meter
ke sekolahnya, atau mereka yang terpaksa mencari nafkah sendiri karena
orangtuanya tidak mampu membiayainya sekolah.
Komentar
Posting Komentar