Selagi Halal, Jangan Gengsi Mencari Nafkah

Sedikit saya ceritakan tentang masa lalu saya. Pada awal umur 20 an saya sudah mulai mencari nafkah sendiri. Saya berjualan apa saja, yang penting halal. Mulai dari menjual bulpen, buku, makanan, hingga cairan penguras septictank.
Setiap jumat saya berjualan di emperan masjid PUSDAI hingga pada akhirnya saya diberi lapak tersendiri oleh pihak masjid. Fasilitas itu membuat dagangan saya lebih laku daripada sebelumnya. Setiap minggu pagi saya berjualan di Telkom gegerkalong hilir, di pengajiannya ustadz Aam Amiruddin. Minggu siangnya berdagang di depan masjid Daarut Tauhid saat pengajian Aa Gym. Saya juga memasukkan barang dagangan ke toko-toko. Ada yang cash dan ada yang konsinyasi. Saya merasakan bahwa berdagang pada saat itu jauh lebih menguntungkan dibandingkan sekarang. Daya beli masyarakat pada saat itu lebih tinggi daripada sekarang.
Pengalaman-pengalaman itu telah mewarnai hidup saya. Sebagai pelajaran yang berharga. Setidaknya saya pernah merasakan bagaimana berjuang dari bawah. Mudah-mudahan saya dapat lebih bersyukur dihari-hari berikutnya. Dan kisah ini juga dapat saya sampaikan kepada anak-anak saya, selagi pekerjaan kita halal, jangan gengsian untuk dilakukan. Sesungguhnya Allah dan RasulNya lebih mencintai pencari kayu bakar yang kemudian menjualnya daripada orang yang mengandalkan hidupnya dari meminta-minta pemberian orang lain. Kadang diberi, kadang tidak.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Peran Hadratusy Syaikh Hasyim Asy'ari dalam Perjuangan Bangsa

Manfaat Mempelajari Tafsir Alquran

Akibat Berbuat Zalim

Tiga Sebab Keruntuhan Peradaban Islam di Andalusia

Mengapa Banyak Orang Barat Menjadi Ateis?