Dimana Engkau Saat Islam Dihina?

Seorang Yahudi bernama Ibnu an-Naghrilah menghina dan “menginjak-injak” al-Quran, namun tidak ada yang menegurnya apalagi menghukumnya. Bahkan pemimpin di negerinya, Badis bin Habus, justru membela si Yahudi itu. Dengan kemarahan yang menyala-nyala, Imam Ibnu Hazm kemudian menulis buku berjudul ar-Rad’ ala Ibni an-Naghrilah al-Yahudi (Bantahan terhadap Ibnu an-Naghrilah si Yahudi).
Namun anehnya seruannya itu malah dianggap penghinaan. Beliau kemudian diusir dari negerinya, diasingkan, dan kekayaannya di sita negara. Keadaannya yang cukup menyedihkannya ini membuatnya menulis, “…dan tuan tahu bahwa pikiranku goncang, perasaanku hancur karena jauh dari negeri sendiri, sunyi dari tanah kelahiran, berubahnya waktu, hukuman sultan, berubahnya para sahabat, buruknya kondisi, hilangnya masa senang, keluar dari semua harta kekayaan dari yang kecil sampai yang besar, terputus dari hasil usaha bapak dan nenek para leluhur, merasa asing dalam negeri, hilang harta dan kehormatan, pikiran mengambang untuk melindungi keluarga dan anak-anak, rasa putus asa untuk dapat kembali pada keluarga, dan menunggu nasib baik. Semoga Allah tidak menjadikanku merintih kecuali hanya kepada-Nya.”
Dimana engkau di saat Israel menjajah Palestina, menembaki dan membunuhi anak-anak, membom rumahsakit, dan menyerang orang-orang yang berusaha membela diri?
Dimana engkau saat FIS dikudeta, HAMAS dikudeta, Mursi dikudeta, Erdogan dikudeta?
Dimana engkau saat Afghanistan di bom Rusia dan Amerika?
Dimana engkau saat muslim Rohingya disembelih? 
Dimana engkau saat Rusia dan Majusi membunuhi muslim Suriah?

Masihkah engkau memusuhi saudara-saudaramu sendiri, menghina agamamu sendiri, menyebarkan propaganda musuh-musuhmu sendiri?
Masihkah belum cukup engkau lihat penderitaan yang menimpa saudara-saudaramu?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Peran Hadratusy Syaikh Hasyim Asy'ari dalam Perjuangan Bangsa

Manfaat Mempelajari Tafsir Alquran

Akibat Berbuat Zalim

Tiga Sebab Keruntuhan Peradaban Islam di Andalusia

Mengapa Banyak Orang Barat Menjadi Ateis?