Bukan Ulama Biasa

Lucu juga membaca satu kisah dalam buku "Bukan Ulama Biasa" yang ditulis Prof. DR. Muhammad Rajab Al Bayyumi. Disebutkan, ada seorang sultan dari Daulah Mamalik bernama Al Ghauri. Dia dikenal karena kezalimannya kepada ulama.
Pada suatu ketika Al Ghauri membangun sebuah masjid yang megah dan mewah. Dana pembangunannya besar tidak sepadan dengan kondisi rakyatnya yang kekurangan. Seorang ulama fikih yang dahulu pernah ditindas Al Ghauri ditanya tentang masjid itu. Dia menjawab, "Sungguh, ini adalah masjid haram."
Mendengar hal itu segolongan besar manusia menjadi riuh oleh tepuk tangan. Berita ini sampai ke telinga Al Ghauri, amarahnya meledak, lalu dia memerintahkan untuk memanggil ulama fikih tadi supaya memperoleh hukuman atas ucapannya. Tetapi sang ulama pandai berdiplomasi, dengan tenang dia menjawab, "Maksudku masjid itu serupa dengan masjid al haram di kota Makkah. Jadi manusia harus menghormatinya dengan penuh keagungan dan kemuliaan."
Al Ghauri mengangkat kepalanya, dengan hati yang sempit, dia berkata, "Engkau bermaksud pada makna lain wahai bedebah!"
Dengan gagah berani ahli fikih itu menatap sang sultan dan berkata, "Mengapa sultan berupaya untuk menyimpangkan maksud dari ucapan seseorang?" Mendengar jawaban itu emosi Al Ghauri menjadi surut. Al Ghauri sepertinya sudah mati langkah dikatai begitu. Lantas dia berteriak, "Aku tidak sudi melihat wajahmu setelah ini."
Selamatlah sang ulama dari tindakan keji sultan sekaligus membuat sultan malu sendiri atas perbuatannya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Peran Hadratusy Syaikh Hasyim Asy'ari dalam Perjuangan Bangsa

Manfaat Mempelajari Tafsir Alquran

Akibat Berbuat Zalim

Tiga Sebab Keruntuhan Peradaban Islam di Andalusia

Mengapa Banyak Orang Barat Menjadi Ateis?