Menyibak Tabir Syiah Kontemporer (3)
Kaum syiah
dan para pendukung Bashar Al Asad seringkali menuduh bahwa ulama-ulama
pendukung kelompok oposisi berasal dari kelompok wahabi atau kelompok oposisi
itu adalah wahabi. Mereka berpikiran bahwa yang mengkritik mereka adalah
wahabi. Tidak sedikit kaum muslimin yang terpengaruh dengan tuduhan mereka ini.
Sebagian dari kaum muslimin akhirnya memilih diam atau tidak mendukung
siapapun, dan sebagian lagi malah terprovokasi dan ikut-ikutan menyerang
mujahidin Suriah. Salah satu alasan mereka terprovokasi adalah dengan kematian
ulama Syaikh Said Ramadhan Al Buthi yang menurut mereka dibunuh oleh kaum
oposisi Suriah. Karena Syaikh Al Buthi adalah ulama ahlussunnah, maka otomatis
yang membunuh ulama tersebut berasal dari wahabi. Yang ada dalam pikiran mereka,
para pembunuh ulama ahlussunnah adalah berasal dari kalangan wahabi. Inilah
fakta yang terjadi saat ini. Umat Islam dipecah belah sedemikian rupa oleh
permainan kotor kaum syiah dan para pendukung Bashar Al Asad.
Mereka
mengatakan bahwa yang membunuh Syaikh Al Buthi adalah wahabi, lalu bagaimana
dengan yang membunuh ribuan ulama ahlussunnah Homs dan Hama tahun 1982? Ya,
para pembunuh itu tidak lain adalah orang-orang syiah. Saksikanlah kemarahan
Syaikh Ali Ash Shabuni hafidzahullah dalam video di youtube berikut ini:https://www.youtube.com/watch?t=59&v=rEq_qtzkr9w
Di video itu, Syaikh Ali Ash Shabuni, walaupun sudah tua tapi tampak terlihat kemarahan beliau dengan fenomena ini. Beliau berkata: Kemarin dunia seluruhnya telah menyaksikan terbunuhnya seorang ‘alim yang memutuskan dirinya membela kezaliman dan thoghut menurut kebenaran dan keadilan. Kita telah berselisih dengan Syaikh Al-Buthi semenjak priode penjahat lagi zalim Hafez Assad, di mana pada waktu itu ia berdiri di samping Hafez kemudian menshalatinya dan berdiri untuk jenazahnya. Sedangkan Allah Ta’ala berfirman: “Dan janganlah kamu menshalati jenazah yang mati di antara mereka (munafiq) selamanya dan janganlah berdiri di kuburannya,” (QS. At-Taubah:84)
Apa makna jangan berdiri di kuburannya. Artinya jangan menyaksikan jenazahnya karena murka Allah Azza wa Jalla turun ke jenazah itu.
Kemudian pada revolusi yang penuh berkah ini, Al-Buthi telah menyelisihi bukan hanya rakyat Suriah saja, bahkan menyelisihi para ulama ummat ini. Dan Maha benar Allah yang Maha Agung, “Siapa yang menentang Rasul setelah jelas baginya Al-Huda dan mengikuti jalan selain jalan kaum muslimin, Kami palingkan ia sebagaimana ia berpaling dan Kami masukkan ke jahannam.” (QS. An-Nisa’: 115)
Apa
maksud firman Allah Kami palingkan ia sebagaimana ia berpaling dan Kami
masukkan ke jahannam? Yaitu kami rasakan ia siksa jahannam. Allah tidak
berfirman siapa yang menentang Rasul dan kitab Allah, tapi Ia berfirman dan
mengikuti selain jalan kaum muslimin.
Ulama telah berpendapat wajibnya memberontak kepada musailamah Al-kadzdzab yang dinamakan Bashar Assad setelah ia memperlihatkan kethoghutannya dan kejahatannya, membunuh manusia serta mencedari rumah Allah dengan bom. Ia juga menghinakan kitabullah dan merampas kehormatan wanita – wanita mukmin.
Namun Al-Buthi malah mendukung kezaliman ini dan kefajiran Bashar seraya melupakan sabda Rasulullah Saw, “Siapa yang menolang orang yang membunuh seorang mukmin walau dengan sepotong kata (jangankan mengatakan bunuh, tapi bun.Syaikh), ia akan menjumpai Allah Azza wa Jalla sedangkan di antara kedua matanya tertulis Ayisun min rahmatillah (berputus asa dari rahmat Allah)”
Sungguh Al-Buthi terus berlangsung menentang para oposisi Bashar, di mana ia menyebut mereka sebagai sampah. Dan menyamakan para pembunuh yaitu tentara Bashar dengan kedudukan sahabat. Kalau saja ia diam, maka hal itu lebih baik buat dia.
Al-Buthi telah datang dengan sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya. Saya katakan sesungguhnya Dr Al-Buthi yang telah dipanggil Robb Nya telah membawa di lehernya darah yang banyak. Fatwa-fatwanya membenarkan pembunuhan atas nama agama. Hingga Allah menjadikan kontribusi Bashar yang membunuh rakyat itu berada di dadanya, di mana Al-Buthi membuat fatwanya terakhir mengajak jihad di bawah panji tentara pemerintah Bashar Assad.
Fatwa dan seruan ini membuat Bashar menyelesaikan hajatnya. Orang-orang yang keluar dari masjid dengan menyambut seruan Allah Labbaikallah, mustahil mencederai kehormatan rumah Allah. Apalagi dengan masjid Al-Iman, di mana di sana menjadi tempat mengajarnya Syaikh Syam, Syaikh Muhammad Awadh rahimahullah. Perbuatan ini (membom masjid) menyelisihi prinsip agama.
Sesungguhnya keterlibatan pasukan Assad dalam operasi jahat ini sangat jelas seperti terangnya matahari. Siapa yang mengambil manfaat atas pembunuhan Al-Buthi? Bukan kah ia adalah pemerintah. Dengan ini ia bisa menyemangati manusia untuk memerangi pejuang Suriah dengan alasan mereka membunuh orang-orang yang menyelisihi mereka.
Pasukan Assad adalah musuh kemanusiaan seperti zionis jahat. Mereka tidak pernah menunggu-nunggu waktu untuk membunuh siapa saja, meskipun orang itu membela mereka. Jika dalam membunuhnya dapat mewujudkan tujuannya yang buruk.
Pada suatu hari, di mana oposisi menekan. Seorang Kurdi dijadikan oleh pemerintah sebagai Perdana Menteri. Pasukan Assad membunuh Syaikh Kurdi pada hari besar Kurdi. Dan ini bukan suatu kebetulan bagi orang yang merenung dengan baik sejerah pemerintah ini dan kelebihannya dalam kejahatan.
Kemudian, lihat bagaimana pasukan Assad langsung masuk ke masjid setelah peristiwa pembunuhan itu dengan penuh tenang dengan para petugas medis tanpa rasa takut dan malu. Dan sebagian lagi pura – pura menangis.
Pemerintah ini (rezim syiah Bashar) juga telah membunuh Khotib masjid Al-Muhammadi, Syaikh Riyadh Ash-Sha’b rahimahullah, semoga Allah menerima beliau di kalangan syuhada. Mereka membom mobil beliau ketika menuju majlis ilmu sebelum 24 jam.
Sebelum 24 jam juga mereka membom masjid Al-Iman. Apakah dengan ini semua kita membebaskan pasukan Bashar dari pembunuhan seseorang, baik itu orang tua atau anak-anak atau wanita atau yang membela mereka.
Saya katakan sesungguhnya para pejuang yang mulia mereka mempunyai orang yang lebih penting dari Al-Buthi di jajaran militer dalam sandraan untuk dibunuh. Jika mereka benar – benar berhak untuk dibunuh.
Sesungguhnya kami di Suriah yakin bahwa di balik insiden pembunuhan ini adalah pasukan pemerintah Assad. Kami lebih tau tentang mereka dan modus-modus mereka yang membuat kami terbiasa dengan itu puluhan tahun.
Mereka adalah pembunuh. Mereka membunuh ulama Lebanon seperti Syaikh Hasn Khalid, Mufti Lebanon rahimahullah. Dan juga membunuh puluhan ulama di Suriah.
Dan bapaknya yang zalim, Hafez Assad, telah membunuh tiga puluh ribu lebih warga Suriah di Hama.
Kami meminta kepada muslimin untuk mendoakan rahmat untuk mereka yang terbunuh dan syahid di bawah panji Al-Haq. Ketika mati, semua manusia sama. Kami bersedih atas setiap tetes darah dari anak-anak, orang tua dan wanita yang terbunuh setiap hari. Kami tidak membedakan, yang satu mati kita diamkan dan yang satu kita marah karena terbunuh. Itulah Dinul Islam.
Yang mengharamkan darah di antara kita. Maka pada hari dibunuhnya Al-Buthy, terbunuh pula 150 lebih orang Suriah oleh ditang thoghut yang jahat iini (Bashar).
Ya Allah terimalah syuhada kami, ampuni mereka. Jadikan amal-amal yang baik kami pada akhir hayat kami. Siapa yang beramal baik walau sebiji zarrah ia akan melihatnya. Siapa yang beramal jelek sebiji zarrah ia akan melihatnya pula.
Saya katakan mereka adalah pembunuh dan penumpah darah orang-orang yang tak bersalah. Mereka yang berafiliasi kepada pemerintah ganas lagi bertaring yang menamakan dirinya Bashar Assad. Dia tidak lain murid musailamah Al-Kadzdzab. Walhamdulillahi Rabbil ‘alamin”
Siapakah Syaikh Ali Ash Shabuni hafidzahullah yang mengatakan bahwa Bashar adalah musailamah? Beliau adalah seorang mufassir besar abad ini. Namanya sudah tidak asing lagi di tengah-tengah pesantren di Indonesia. Salah satu karyanya yang terkenal adalah “Shafwah al-Tafaasir”. Kitab tafsir Al-Qur’an ini merupakan salah satu tafsir terbaik, karena luasnya pengetahuan yang dimiliki oleh sang pengarang. Selain dikenal sebagai hafiz Al-Qur’an, Ash-Shabuni juga memahami dasar-dasar ilmu tafsir, guru besar ilmu syariah, dan ketokohannya sebagai seorang intelektual Muslim. Hal ini menambah bobot kualitas dari tafsirnya ini. Syaikhul Azhar DR. Abdul Halim Mahmud rahimahullah memberikan komentar tentang kitab ini, “Shofwah at-Tafasir adalah hasil penelitian penulis terhadap kitab-kitab besar tafsir, kemudian ditulis ulang dengan mengambil pendapat terbaik dari kitab-kitab tersebut yang disusun secara ringkas dan mudah”.
Apakah beliau seorang ulama wahabi? Ternyata bukan. Beliau beraqidah asy'ariyah, banyak ulama Saudi yang memberikan kritikan dan bantahan, seperti yaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan, Syaikh Abdullah bin Abdurrahman al-Jibrin, Syaikh Abdul Aziz bin Baz, Syaikh Al-Albani, Abu Bakar Zaid dan lain-lain. Kitab beliau yang paling banyak mendapat bantahan dari para ulama wahabi itu adalah Shofwah at-Tafasir. Syaikh Abu Bakr Zaid telah mentahzir kitab ini dengan menulis sebuah kitab at-Tahdzir min Mukhtasharat ash-Shabuni fi Tafsir. Syaikh Jamil Zainu menulis kitab Tanbihat Haammah ‘ala Kitab Shafwah Tafasir sebagai kritikan terhadap kitab Shafwah.
Jadi, masalah di Suriah bukanlah masalah wahabi. Tapi ini adalah masalah permusuhan orang-orang syiah terhadap ahlussunnah. Kalaupun baru-baru ini ulama-ulama saudi menggelorakan jihadnya, sesungguhnya sudah sejak lama ulama-ulama Suriah menggelorakan jihad itu. Hanya saja puncaknya menemukan momentum saat Arab Spring berlangsung. Sudah sejak lama syiah melampiaskan kezalimannya kepada ahlussunnah. Mereka adalah para pembunuh sebenarnya. Para peneror sebenarnya. Mereka memperkosa dan telah berbuat kerusakan di bumi ahlussunnah Suriah.
Foto: Syaikh Ali Ash Shabuni bersama KH. Maimun Zubair.
Dan Syaikh Ali Ash Shabuni bersama Sayyid Muhammad Alawi Al Maliki.
Komentar
Posting Komentar