Mempelajari Filsafat dengan Selamat

Seorang Mahasiswa UIN SUMUT dipecat dari kampusnya setelah melakukan pelecehan terhadap Islam. Ini bukan untuk pertama kalinya seorang yang mengaku muslim tapi menginjak Al Quran dan melecehkannya. Anehnya hal itu terjadi di kampus yang notabene berlabel "Islam". Apa yang sebenarnya terjadi?

Kampus UIN dewasa ini sangat kental dengan ilmu filsafat Barat. Setelah sebelumnya Prof. Harun Nasution menjadi pionir utama dalam mengajarkan pola pikir mu'tazilah kepada para mahasiswanya. Pola pikir mu'tazilah hanya pijakan awal untuk memasuki lebih dalam kepada sekularisme, pluralisme dan liberalisme. Tentu saja bukannya tidak boleh mempelajari filsafat Barat. Tapi mempelajarinya haruslah dilakukan dengan metode yang benar agar memperoleh keselamatan dunia dan akhirat. Karena filsafat Barat, selain filsafat kealaman juga mengandung filsafat ketuhanan. Filsafat ketuhanan dari filsafat Barat sudah jelas batil dan wajib dihindari karena kekafirannya.

Menurut Adnin Armas, MA, pemred majalah GONTOR dan peneliti INSIST, ada tiga syarat yang harus dipenuhi bila kita ingin mempelajari ilmu filsafat dengan selamat:

Pertama, adalah ilmu agama yang kuat. Syarat ini sesuatu yang mutlak dan tidak bisa ditawar lagi. Yaitu pemahaman yang benar tentang Al-Qur’an dan Hadits Nabi. Kedua, kemampuan dialektika dan daya kritik yang kritis. Ini penting agar seseorang tidak menelan mentah-mentah setiap pemikiran orang Barat. Syarat ketiga, adanya guru atau ustadz yang membimbing selama belajar.

Ketiga-tiganya adalah satu kesatuan yang utuh. Tidak bisa hanya melakukan satu atau dua saja. Tidak bisa syarat pertama saja yang dipenuhi, tapi syarat kedua, yaitu kemampuan dialektika dan daya kritis tidak dipenuhi.


Banyak yang belajar ilmu filsafat Barat berasal dari pondok pesantren. Mereka dulunya sangat kental dalam mempelajari ilmu agama. Tapi sebagian dari mereka 'gagal' karena tidak memiliki kemampuan dialektika dan daya kritik yang kritis. Sehingga menghasilkan orang-orang yang secara pemikiran rada-rada gila. Seperti contohnya beberapa di antaranya yang menginjak dan menghina Al Quran, mengingkari hadits Nabi, dan menghina ulama. Mereka mengkritik kajian-kajian yang telah dibangun oleh para ulama salafus saleh. Tapi anehnya tidak mampu mengkritisi para filosof Barat. Karena apa? Karena mereka berpijak pada kajian filsafat Barat, bukan berpijak pada ajaran Islam itu sendiri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Peran Hadratusy Syaikh Hasyim Asy'ari dalam Perjuangan Bangsa

Manfaat Mempelajari Tafsir Alquran

Akibat Berbuat Zalim

Tiga Sebab Keruntuhan Peradaban Islam di Andalusia

Mengapa Banyak Orang Barat Menjadi Ateis?