Tujuh Amalan Pelancar Rezeki
Setiap
orang pasti mendambakan rezeki yang halal, baik, berkah, dan melimpah. Tentu,
dengan rezeki tersebut seseorang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Dan untuk
mendapatkannya, selain dengan bekerja keras secara ikhlas, tuntas dan cerdas,
seseorang harus mengetahui amalan-amalan apa saja yang dapat memperlancar
turunnya rezeki.
Pertama, bertaubat dan
memperbanyak istighfar. Allah Swt. berfirman, “Maka aku katakan kepada
mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha
Pengampun-,niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan
membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan
mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS. Nuh:10 – 12).
Dengan dalil ini, Imam Hasan Al-Bashri selalu menganjurkan kepada orang yang
datang kepadanya karen masalah kekeringan, kemiskinan, kemandulan, paceklik dan
lain sebagainya untuk selalu membaca istighfar.
Rasulullah Saw. juga bersabda,
“Barangsiapa yang sering membaca istighfar, niscaya Allah akan menghilangkan
segala kegundahan dan kesusahannya, serta dikaruniakan kepada rezeki yang tidak
diduganya.” (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah)
Kedua, bertakwa. Yang
dimaksud bertakwa di sini adalah menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi
segala larangan-Nya. Maka, bila kedua syarat ini telah terpenuhi dalam diri
seorang muslim, dia berhak mendapatkan apa yang telah dijanjikan Allah Swt.
melalui Kitab-Nya dan Sunnah Rasul-Nya.
Allah Swt. berfirman, “Barangsiapa
bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan
memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS. Ath-Thalaq:
2 – 3)
“Jikalau sekiranya penduduk
negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada
mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami)
itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al-A’raf: 96)
Menurut Ibnu Abbas Ra. maknanya adalah, Allah pasti akan menambahkan kebajikan
serta memudahkan rezeki bagi mereka dalam segala hal.
Ketiga, tawakal. Makna
tawakal menurut Imam Al-Ghazali adalah, menggantungkan hati kepada Allah
semata. Jadi, tawakal adalah urusan hati sedangkan jasad ini berikhtiar dalam
mencari nafkah. Allah Swt. berjanji bagi mereka yang bertawakal kepada-Nya
bahwa Dia akan mencukupkan kebutuhan hidup mereka di dunia.
Allah Swt. berfirman, “Dan
barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan
(keperluan)nya.” (QS. Ath-Thalaq: 3).
Rasulullah Saw. bersabda, “Kalau
seandainya kamu bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya, maka kamu akan
dlimpahkan rezeki sebagaimana burung-burung yang diberi rezeki. Mereka terbang
di pagi hari dalam keadaan lapar dan pulang di sore hari dalam keadaan
kenyang.” (HR. Ahmad)
Keempat, memfokuskan
hidup untuk ibadah. Yaitu, hendaknya kita menjalani hidup ini dengan niat
ibadah. Bila kita mencari nafkah, niatkanlah untuk beribadah kepada Allah. Bila
kita bersilaturahmi ke rumah teman, niatkanlah untuk ibadah. Dan seterusnya.
Bila hidup kita tujukan dalam rangka beribadah kepada Allah, maka Allah telah
berjanji untuk memberi kita kekayaan dan menjauhi kita dari kemiskinan.
Rasulullah Saw. bersabda, “Sesungguhnya
Allah Swt. telah berfirman, ‘Hani Bani Adam, konsentrasikanlah dirimu untuk
beribadah kepada-Ku, niscaya Aku akan penuhi hatimu dengan kekayaan dan Aku
penuhi tanganmu dengan rezeki! Hai Bani Adam, janganlah kamu menjauhi Aku! Karena
jika kamu berusaha untuk menjauhi-Ku, niscaya Aku akan penuhi hatimu dengan
kemiskinan dan Aku aka nisi tanganmu dengan kesibukan.” (HR. Hakim)
Kelima, silaturahim.
Rasulullah Saw. bersabda, “Barangsiapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan
dipanjangkan umurnya maka sambunglah tali silaturahim.” (HR. Bukhari)
Imam Ibnu Abu Hamzah berkata,
“Silaturahim itu dapat terjalin dengan adanya harta, atau menolong ketika
dibutuhkan, mencegah dari bahaya, muka yang berseri-seri, dan dengan doa.”
Itulah sarana silaturahim yang hendaknya kita amalkan dalam kehidupan kita
sehari-hari.
Keenam, sedekah. Allah
Swt. berfirman, “Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan maka Allah akan
menggantinya dan Dialah Pemberi rizki yang sebaik-baiknya.” (QS. Saba':
39).
“Perumpamaan (nafkah yang
dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah
serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir
seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki.
Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah:
261)
Betapapun sedikit apa yang
kita sedekahkan dari apa yang Allah perintahkan kepada kita dan apa yang
diperbolehkan-Nya, niscaya Dia akan menggantinya untuk kita di dunia, dan di
akhirat kita akan diberi pahala dan ganjaran.
Ketujuh, berpagi-pagi
dalam mencari nafkah. Rasulullah Saw. bersabda, “Ya Allah, berkahilah umatku
di pagi-pagi mereka.” Maka, doa Rasulullah Saw. ini pasti dikabulkan oleh
Allah.
Jika mengutus pasukan, maka
Panglima Islam Shakhar Al-Ghamidi mengutusnya dipagi hari. Dia seorang pedagang
yang memulai dagangannya di pagi hari, maka dia kaya raya. (HR. Abu Daud).
Di waktu pagi ini, kita
temukan apa yang tidak ada di waktu lain, bahkan dalam kecerahan dan kesegaran
udaranya. Allah menjadikan waktu ini sebagai berkah dalam rezeki. Bahkan
sebagian ulama salaf apabila melihat salah satu anaknya tidur di pagi hari,maka
a akan membentaknya dan berkata, “Mengapa engkau tidur pada waktu di mana
rezeki di bagi-bagikan?!”
Komentar
Posting Komentar