Nikmatnya Dunia Tak Sebanding dengan Nikmatnya Qona'ah
"Pastilah Anda mengetahui
betapa sedikitnya kenikmatan duniawi yang diberikan kepada manusia, jika
dibandingkan dengan apa yang dirasakan oleh binatang. Makhluk Allah itu tampaknya
lebih banyak menerima kenikmatan daripada yang manusia dapatkan. Binatang
bahkan memperolehnya dengan tenang, sedangkan Anda mendapatkannya dengan penuh
kekhawatiran. Oleh karena itu, jika bagian harta Anda dilipatgandakan seperti
yang Anda kehendaki, maka Anda akan bersama kelompok hewan dan binatang itu." (Imam
Ibnu Al-Jauzy)
Selalu
merasa tidak puas dengan apa yang ada adalah ciri orang yang serakah. Orang
seperti itu menghabiskan waktu untuk meraih materi duniawi. Sementara urusan
akhirat dia lalaikan. Dia mampu menata dunia yang fana, tetapi tidak mampu
menata akhirat yang baqa.
Bila
memberi, pelitnya bukan main. Berpikir seribu kali untung-ruginya. Tetapi bila
untuk kesenangan pribadinya, tak segan-segan dia habiskan untuk berbuat
maksiat. Setelah itu dia baru menyadari hartanya telah berkurang. Padahal
dialah yang menghabiskannya sendiri! Begitulah seterusnya, dia terjebak dalam
lingkaran setan yang tak berujung. Untuk menambah hartanya yang hilang itu, dia
melakukan hal-hal yang diharamkan. Dia gelisah pada urusan duniawi, tetapi
sedikit sekali memikirkan urusan ukhrowi. Bila diingatkan, dia menyingkir dan
menjauh seolah baru saja mendengar berita buruk.
Ternyata
materi duniawi bukanlah ukuran untuk menunjukkan seseorang mulia atau hina.
Bila materi duniawi yang menjadi ukuran, apa bedanya kita dengan kelompok
hewan? Bila materi duniawi yang menjadi ukuran, tidak akan ada keadilan. Orang
miskin "menyembah" orang kaya karena kehinaan yang melekat padanya.
Bila materi duniawi yang menjadi ukuran, tak ada lagi kasih sayang dan berbagi
pada sesama.
Tetapi
bila takwa yang menjadi ukuran, para raja pun bisa tunduk pada para hamba dan
rakyat jelata! Tidak semua orang kaya bertakwa, tetapi semua orang bertakwa itu
kaya. Hidup orang bertakwa penuh dengan qonaah sehingga merasa berkecukupan
walaupun miskin harta.
Sedangkan
orang yang tidak bertakwa selalu merasa kekurangan walaupun kaya harta. Dia
memandang kekosongan, tidak memandang apa yang telah ada padanya. Dia memandang
kekurangan, tidak memandang apa yang telah Allah berikan kepadanya.
Komentar
Posting Komentar