Meraih Kekuatan dari Perasaan Memiliki

Seorang ayah akan berusaha menyembuhkan anaknya yang sedang sakit, memenuhi segala kebutuhannya walaupun harus bekerja siang dan malam. Seorang ibu menemani anak-anaknya 24 jam hanya karena ingin melihat anak-anaknya bahagia selalu.
Suporter sepakbola dengan penuh semangat membela klubnya, jauh melangkah dari rumahnya dengan modal nekat, hujan-hujanan tak kenal rasa sakit dan takut, penuh antusias dan selalu berharap tim kesayangannya menang.
Pernah seorang khalifah mengirim bala tentara yang cukup besar hanya karena ingin menyelamatkan seorang nenek yang meminta pertolongan kepadanya. Khalifah dan rakyatnya tersebut merasa saling memiliki. Pemimpin merasa memiliki rakyatnya yang harus dibela. Dan rakyatnya merasa memiliki pemimpin yang harus dihormati.
Tentu kita ingat bagaimana Siti Hajar berjalan hilir mudik dari shafa ke marwah sebanyak 7 kali hanya karena ingin menyelamatkan buah hatinya yang kehausan. Dia berharap menemukan mata air di sepanjang jalan yang dilaluinya. Perjuangan Siti Hajar ini lalu Allah abadikan dalam ibadah sa'i.
Kita juga ingat kisah saat Rasulullah Saw. pada waktu perang Badar. Beliau melihat sahabatnya yang sepertiga lebih sedikit jumlahnya daripada pasukan kafir Quraisy. Pun kalah dari segi logistik dan peralatan tempur. Lalu beliau berdoa menghadap kiblat dengan suara dan tubuh bergetar menengadahkan tangan ke langit mengharap pertolongan Allah hingga selendang beliau jatuh: “Ya Allah, penuhilah bagiku apa yang telah Engkau janjikan kepadaku, ya Allah, datangkanlah apa yang telah engkau janjikan kepadaku, ya Allah, jika Engkau hancurkan kelompok Ahlul Islam, Engkau tidak akan disembah di muka bumi ini.”
Apakah beliau tidak yakin kepada Allah? Seandainya tidak yakin dengan pertolongan Allah, beliau tidak akan berdoa kepada Allah hanya kepadaNya beribadah dan hanya kepadaNya kita memohon pertolongan. Karenanya lantas turunlah ayat yang berbunyi: “(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Rabbmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: “Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut.” (QS. al-Anfal: 9). Dan kemenanganpun datang dengan izin Allah.
Apa yang terjadi pada diri Rasulullah Saw. adalah perasaan memiliki umatnya. “Sungguh telah datang kepada kalian seorang Rasul dari kaum kalian sendiri, berat terasa olehnya penderitaan kalian, sangat menginginkan (kebaikan) bagi kalian, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.” (QS. At-Taubah:128)
Rasa itu akan berbeda ketika kita sudah tidak lagi mempunyai perasaan memiliki. Untuk apa ia harus dibela, diselamatkan, dihormati, disedihkan, setiap orang punya alasan masing-masing yang tertanam dalam benak sanubarinya. Intinya, dalam realita kehidupan di dunia, perasaan memiliki bisa jadi semangat juang yang dahsyat yang bisa mengubah perilaku seseorang menjadi sosok yang antusias tak kenal waktu dan tak kenal lelah. Karenanya energi ini harus didorong pada hal-hal positif agar kita dapat merasakan manfaatnya untuk kehidupan dunia dan akhirat kita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Peran Hadratusy Syaikh Hasyim Asy'ari dalam Perjuangan Bangsa

Manfaat Mempelajari Tafsir Alquran

Akibat Berbuat Zalim

Tiga Sebab Keruntuhan Peradaban Islam di Andalusia

Mengapa Banyak Orang Barat Menjadi Ateis?