Keutamaan Menghormati Orangtua
وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِۚ حَمَلَتْهُ اُمُّهٗ وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ وَّفِصَالُهٗ فِيْ عَامَيْنِ اَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِوَالِدَيْكَۗ اِلَيَّ الْمَصِيْرُ
وَاِنْ جَاهَدٰكَ عَلٰٓى اَنْ تُشْرِكَ بِيْ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِى الدُّنْيَا مَعْرُوْفًا ۖوَّاتَّبِعْ سَبِيْلَ مَنْ اَنَابَ اِلَيَّۚ ثُمَّ اِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَاُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ
Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau menaati keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian hanya kepada-Ku tempat kembalimu, maka akan Aku beritahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (QS. Luqman: 14-15)
Saya merenungkan ayat ini. Lalu saya membaginya dalam tiga renungan.
Pertama:
وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِۚ حَمَلَتْهُ اُمُّهٗ وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ وَّفِصَالُهٗ فِيْ عَامَيْنِ
Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun.
Ayat tentang perintah kepada anak agar berbuat baik kepada kedua orangtuanya sangat banyak jumlahnya. Sedangkan perintah kepada kedua orangtua untuk menjaga anaknya jauh lebih sedikit jumlahnya. Kenapa bisa demikian? Karena penjagaan orangtua kepada anak-anaknya adalah fitrah yang sudah ditanam ke dalam sanubarinya sehingga mudah baginya untuk melakukannya. Bukankah kedua orangtua kita begitu bahagia saat kelahiran dan membesarkan kita. Bagi kita yang sudah pula menjadi orangtua pasti merasakan hal yang sama. Betapapun sulitnya proses yang dilalui. Tapi semua itu dilalui dengan perasaan yang menyenangkan.
Namun ketika dewasa, sudah Aqil baligh, sudah menikah, dan kedua orangtua kita sudah tua, fisiknya semakin lemah, kadang pikun, mudah marah, mudah sakit, seolah sedang melihat bayi yang tidak lucu, kita melupakannya, meremehkannya, dan sebagian malah ada yang memasukkannya ke panti jompo karena dianggap menyusahkan. Maka ayat-ayat Allah mengingatkannya secara berulang. Agar seorang anak ingat masa lalunya, bagaimana kedua orangtuanya mengasuhnya dengan sukacita, lalu kini kalian melupakannya. Jangan begitulah kalian kepada kedua orangtua kalian!
Kedua:
اَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِوَالِدَيْكَۗ
Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu.
Betapa Allah menyandingkan diriNya dengan kedua orangtua kita. Menyandingkan syukur kepadaNya dengan syukur kepada kedua orangtua kita. Betapa mulianya pengorbanan kedua orangtua dihadapan Allah. Imam Sufyan bin Uyainah rahimahullah pun berkata, hendaknya kita mendoakan kedua orangtua kita setiap selepas shalat fardhu sebagai rasa syukur kita kepada kedua orangtua kita. Sedangkan Syaikh Ismail Haqqi penulis tafsir Ruhul Bayan mengatakan bersyukur kepada kedua orangtua kita adalah dengan cara mengasihi dan menghormatinya.
Ketiga:
وَاِنْ جَاهَدٰكَ عَلٰٓى اَنْ تُشْرِكَ بِيْ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِى الدُّنْيَا مَعْرُوْفًا
Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau menaati keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik...
Lagi-lagi Islam begitu menghargai kedua orangtua. Meskipun kedua orangtua kafir dan memaksa kita untuk berlaku kufur dan musyrik, kita tetap menggaulinya dengan baik terkait urusan-urusan duniawi dan mendoakannya agar Allah anugerahkan hidayah kepada keduanya. Urutannya adalah menjaga aqidah namun tetap melestarikan Akhlaqul Karimah.
Komentar
Posting Komentar