Pengaruh Ibadah Bagi Umat Islam
Ada seorang mualaf menceritakan mengapa dia masuk Islam. Baginya, Islam itu agama yang suci. Agama yang dulu dia anut (Kristen) beribadah seminggu sekali tetapi Islam mengajarkan pemeluknya untuk beribadah minimal 5 kali sehari. Pikirannya, orang Islam pasti lebih suci dibanding orang Kristen karena waktu untuk mensucikan diri jauh lebih banyak.
Allah Swt. memberikan kita terminal-terminal kehidupan agar kita dapat mengisi baterai hati kita. Dengan baterai itu, hati tetap menyala, menunjukkan kepada kita jalan yang seharusnya kita lalui. Terminal-terminal itu seperti shalat lima waktu, membaca alquran, dzikir, doa, shalat sunah, qiyamul lail, shaum, haji, dst.
Bila umat Kristiani disebut sebagai pengikut Isa atau Yesus tentu dia haruslah banyak beribadah sebagaimana ajaran Yesus yang banyak berisikan nilai-nilai ruhani. Seharusnya umat Kristiani memiliki terminal-terminal kehidupan jauh lebih banyak daripada yang dimiliki umat Islam. Tapi kenyataannya hari ini tidak demikian. Umat Kristiani mungkin tidak peduli dengan ritual ibadah mereka. Tidak hanya yang seminggu sekali. Yang setahun sekali mungkin tidak mereka kerjakan. Efeknya, seringkali gereja-gereja mereka kosong dan akhirnya bangunannya dijual.
Entah apa jadinya jika umat Islam meninggalkan ibadah-ibadah mereka. Jika shalat dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar, maka meninggalkannya berarti membuka diri dari mengerjakan kemaksiatan. Jika puasa artinya perisai diri dari godaan setan, maka meninggalkannya berarti menjerumuskan diri pada godaan setan. Jika zikir artinya ketenteraman maka meninggalkannya berarti kegelisahan. Semua ibadah di dalam Islam punya makna dan hikmah sehingga bukanlah ia beban bagi hati tapi Allah sebut sebagai "nikmat".
"Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmatKu dan telah kuridhoi Islam itu sebagai agamamu.” (QS. Al Maidah 3)
Komentar
Posting Komentar