Mempelajari Kehidupan Nabi Muhammad, Pelajaran Sepanjang Hayat
Mempelajari kehidupan Nabi sepertinya menjadi pelajaran sepanjang hayat dikandung badan. Kita baru mengenal buku-buku Siroh seperti Al Mubarakfuri, Al Buthi, dan Al Ghazali. Padahal ada lagi buku-buku yang lebih tebal dari itu, seperti Ibnu Hisyam, Ath Thabari, dan Ibnu Katsir. Dan, pun kalau kita sudah membaca buku-buku yang tebal itu sekalipun, semuanya dari terjemahan, bukan dari bahasa aslinya, yakni Arab, yang menjadi bahasa Nabi sehari-hari.
Untuk melihat ajaran Nabi secara detail dan spesifik, kita juga perlu membaca Al Quran dan makna yang terkandung di dalamnya, hadits-hadits Nabi yang sangat banyak jumlahnya beserta makna yang terkandung di dalamnya, hukum-hukum agama dalam ilmu fikih, ini pekerjaan yang tidak bisa kita selesaikan hanya dalam waktu setahun dua tahun saja. Atau bahkan sepuluh tahun dua puluh tahun. Belum lagi kadang kita ditengah jalan kita membaca buku atau tulisan yang tidak bermanfaat. Makin sedikit saja kita mengenal Nabi di dunia ini.
Wahai Nabi, kami begitu jauh dari dirimu, jauh dari akhlakmu, jauh dari kecintaan kepadamu. Mempelajari ilmu-ilmu agama saja kami malas, bagaimana kami bisa digolongkan sebagai orang yang mencintaimu dan akan bersamamu kelak di surga. Astaghfirullahal adzim.
Komentar
Posting Komentar