Drone Turki Mengalahkan Sistem Pertahanan Udara Pantsir Rusia

 


Saya heran dengan sistem pertahanan udara Pantsir S1 buatan Rusia tidak mampu mendeteksi Drone Turki yang terbang di atasnya. Akibatnya menjadi bulan-bulanan serangan roket Drone Turki. Pantsir seharga 13-14 juta dolar atau sekitar 196 milyar rupiah itu menjadi rongsokan sampah.

Ternyata penyebab sistem Pantsir tidak bekerja efektif adalah karena faktor sistem pengacau radar koral buatan Turki. Sistem pengacau radar Turki ini sudah diakui oleh Rusia mampu mengacaukan radar missile² Rusia hingga melenceng sejauh 20%. Demikian analis kementerian pertahanan Rusia mengumumkan. Pejabat kementerian pertahanan Rusia juga menjelaskan bahwa penyebaran Sistem Senjata baru tersebut juga mengganggu radar, data-links dan fungsi navigasi yang menjadi terbatas di antara pesawat-pesawat Rusia. Rumor yang beredar selain pernah mentargetkan Pesawat Rusia yang terbang di Suriah, KORAL System juga pernah mentargetkan pesawat NATO Amerika sehingga Bom-bom yang dijatuhkan pesawat-pesawat tersebut salah sasaran bahkan mengenai kawan sendiri.
Sistem pengacau sinyal ini merupakan persenjatan baru Turki untuk electronic warfare dan efektif untk jarak 150 kilometer. Dibuat oleh BUMN Turki, Aselsan Corporation, Koral mampu mengacau sinyal radar dan alat komunikasi musuh baik di darat, laut dan udara serta memetakan lokasi multi-target dalam skala frequency yang luas dan dilengkapi fitur digital radio frequency memory.
Perpaduan kemampuan serangan, sistem pertahanan dan pengacau radar yang efektif membuat Turki menjadi negara yang mulai diperhitungkan dunia. Kemajuan teknologi militer Turki ini banyak membuat kaget negara² maju seperti Amerika dan Rusia. Karena teknologi itu dibuat di dalam negeri Turki sendiri lewat tangan dingin putra putri terbaiknya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Peran Hadratusy Syaikh Hasyim Asy'ari dalam Perjuangan Bangsa

Manfaat Mempelajari Tafsir Alquran

Akibat Berbuat Zalim

Tiga Sebab Keruntuhan Peradaban Islam di Andalusia

Mengapa Banyak Orang Barat Menjadi Ateis?