Bahaya Pengangguran
Harga-harga
bahan pokok meningkat, bbm naik, nilai rupiah melemah, ekonomi terpuruk,
mencari pekerjaan sulit, banyak pengangguran, banyak kejahatan.
Imam
Syafi'i berkata, "Dan dirimu, bila tidak engkau sibukkan dengan kebenaran,
maka dialah yang akan menyibukkanmu dengan kebatilan."
Imam
Ibnul Qayyim berkata, "Bahaya terbesar yang dialami seorang hamba adalah
adanya waktu menganggur dan waktu luang. Karena jiwa tidak akan pernah diam.
Ketika dia tidak disibukkan dengan yang bermanfaat, pasti dia akan
sibuk dengan hal yang membahayakan."
Maka
pengangguran, seperti kata Albert Camus (peraih nobel sastra), hanyalah
santapan bagi setan.
Yang
dimaksud pengangguran bukan sebatas tidak bekerja mencari nafkah. Tapi mereka
yang tidak mengisi waktu luang dengan beragam kebaikan juga bisa dikategorikan
sebagai pengangguran. Amirul Mukminin Umar bin Khaththab berkata, "Sungguh
aku marah dengan orang yang menganggur. Tidak melakukan amal dunia maupun amal
akhirat.
Oleh
karenanya penting bagi kita untuk merencanakan hari-hari, membuat target-target
yang bisa dicapai pada satu hari, seminggu, sebulan, dan seterusnya.
Target-target itu tidak perlu langsung yang susah-susah. Pertama-tama awalilah
dengan target-target yang mudah agar kita semangat mengerjakannya. Setelah itu,
kita bisa meningkatkannya lagi. Misalnya, sehari membaca buku 50 halaman,
tilawah Al Quran 1 juz, shalat sunah 12 rakaat, menghafal Al Quran 1-5 ayat,
berolahraga minimal 15 menit, dan seterusnya. Semua itu dilakukan agar kita
luput dari bahaya pengangguran.
Orang
yang bijak selalu menyibukkan diri dengan hal-hal yang bermanfaat. Istirahatnya
diniatkan untuk beribadah, apalagi disaatnya terjaga. Sekalipun miskin harta,
ia selalu sibuk dengan kebaikan. Suatu waktu dia mencari nafkah, kemudian
banyak berdoa, banyak berdzikir, rajin membaca, tekun menuntut ilmu,
mengerjakan shalat sunah dan tilawah. Jika tidak dapat memberikan manfaat
kepada orang lain, maka ia akan memberikan manfaat kepada dirinya sendiri.
Komentar
Posting Komentar