Menutup Aib Diri Sebagai Nikmat Terbesar
Saya pernah mendengar seorang ulama berkata: Kita terlihat baik di mata orang bukan karena kebaikan kita tapi lebih pada Allah menutup aib-aib kita . Ini ada orang yang sudah baik-baik Allah menutup aibnya, dia malah merekam adegan mesumnya. Lantas kemudian tersebarlah di masyarakat. Maka jadilah ia hina sehina-hinanya. Tidak hanya dihadapan Tuhan Yang Maha Melihat tapi juga dihadapan makhluk-makhlukNya. Itulah mengapa ditutupnya aib adalah salah satu nikmat terbesar dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang seharusnya kita syukuri dengan menjaga aib kita. Tidak membuka dan menyebarluaskannya. Dari Abu Sa’id Al Khudri Radhiyallahu anhu , Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: إنَّ مِن أشرِّ الناس عند الله منزلة يوم القيامة، الرجل يفضي إلى امرأته، وتفضي إليه، ثم ينشر سرَّها “Di antara manusia yang paling bejat kedudukannya di sisi Allah pada hari kiamat adalah lelaki yang mencumbui istri dan istrinya juga mencumbui suaminya, kemudian lelaki tersebut menyebarkan rahasianya itu.